Tidak semua penentang dakwah Jamaah Tabligh adalah penentang hakiki, tetapi kebanyakan mereka setelah begitu keras menentang dakwah jamaah tabligh yang datang ketempat mereka lama kelamaan hati mereka menjadi lembut setelah melihat akhlak jamaah.
Bahkan tak jarang mereka akhirnya bergabung dengan para tabligh buat kerja keluar di jalan Allah untuk sebarkan agama.
Adapun Umumnya Kriteria para penentang dakwah Jamaah Tabligh sbb:
1. ORANG YANG CINTA PADA AGAMA
Yakni para Ustadz dan orang yang memiliki ilmu agama, dimana dia dipercaya di suatu kampung sebagai penghulu kampung atau ulama ditempat tersebut.
Mereka menghalangi jamaah karena khawatir tersebarnya ajaran sesat di tempat mereka. Karena ketidak tahuan mereka terhadap jamaah tabligh dan kehati-hatian didalam mengemban amanat agama agar ummat tidak tersesat.
Biasanya type seperti ini karena keikhlasan mereka dan mereka tabayyun dengan jamaah akhirnya Allah lembutkan hati mereka, dan membiarkan jamaah membuat program di tempat mereka sambil diawasi. Ketika tidak terlihat perbedaan dalam ajaran barulah mereka terima jamaah. Hal ini banyak terjadi didaerah Jawa Timur dan Madura dll.
2. ORANG YANG CINTA KEPADA BANGSANYA
Umumnya mereka para perangkat RT sampai kecamatan, dimana mereka khawatir aliran sesat masuk ke tempat mereka. Sehingga terkadang mereka wajibkan surat jalan, tanda KTP dsb. Setelah surat terpenuhi baru mereka menerima, dan tak jarang ketika melihat perubahan yang terjadi di tempat mereka barulah mereka simpati kepada jamaah bahkan sebagian mereka ada yang ikut ambil bagian dalam jamaah. Hal ini banyak terjadi didaerah Sulawesi Selatan, Sumatra Barat dll.
3. HAROKAH ISLAM YANG MEMPUNYAI GERAKAN POLITIK
Dikarenakan jamaah tabligh tak berpolitik dan bergerak terus menyebarkan dakwahnya kepada Ummat islam secara terbuka maka hal ini potensi mengurangi suara mereka dalam PEMILU.
Jamaah Tabligh tak bisa diperlakukan seperti organisasi lainnya dimana bisa dijadikan kantong suara dengan cara Bergaining Politik akan memberikan Jabatan kepada Pimpinan Organisasi. Sehingga Sang Pemimpin akan anjurkan anggotanya memilih salah satu Partai Politik dalam PEMILU. Tak ada satu Ucapan yang mengomentari tentang PEMILU/Politik diantara mereka tak ada anjuran untuk pilih Partai tertentu.
Bahkan di saat PEMILU pun mereka tetap sibuk hantar jamaah tak terkesan dengan suasana PEMILU. Karena menurut mereka pemimpin yang adil, jujur, amanat, sayang rakyat akan Allah hadirkan mengikut amalan orang-orang Islam.
Jika Ummat Islam mentaati Allah SWT, tidak maksiat maka sebagai rahmat yang turun balasannya adalah diberikan yang sayang kepada mereka.
Jika orang Islam maksiat, tak mentaati perintah Allah SWT maka biarpun pemimpin yang di angkat adil, jujur, amanah, sholeh maka lambat laun pemimpin itu akan rusak juga.
Mereka meyakini ketaatan bukan dengan benda dan kekuasaan tetapi datang dengan USAHA DAKWAH.
4. HAROKAH-HAROKAH KAJIAN YANG MENGATAS NAMAKAN AL QUR'AN DAN HADIST
Mereka mengtakan bahwah Jamaah Tabligh ahli Bid'ah tiduk betul dalam Uluhiyyah dan tanpa ilmu dalam Ibadat.
Hal ini wajar jika dilihat dari Ta'rif Ilmu seperti mereka. Ibarat orng sekolah maka dinamakan pelajar adalah orang yang sekolah saja sedangkan orang yang tak sekolah walaupun bisa baca tulis, bisa servis mobil, elekronik dsb, tetaplah dinamakan bukan terpelajar.
Orang orang yang terlibat dalam satu kajian menganggap orang yang berilmu adalah orang yang ikut dalam kajian mereka saja. sedangkan orang yang tak ikut ngaji mereka biarpun mengerti fiqih, qira'at dsb tetap bukanlah orang yang berilmu dimata mereka. Intinya harus ngaji sama mereka.
Kekerdilan dalam berfikir terlihat diantara para pengkritik dan seolah ingin matikan sunnah yang diamalkan oleh jamaah tabligh seolah tidak sah karena tidak belajar dari mereka.
Bahkan ada golongan yang berani berfatwah bahwah jamaah tabligh bukanlah ber aqidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
memang jamaah tabligh tak pernah mengekspose kata Ahli Sunnah Wal Jamaah, tetapi dari mata kita dapat melihat bahwah mereka Amalkan Sunnah Nabi denagn istiqomah dan mereka hidup didalam jamaah orang orang islam tanpa dibatasi teritorial apapun.
Mereka tak menyadari bahwah air yang mereka minum berbeda. Mereka minum dari sumber Ulama, shech shech yang ingin memerangi Bid'ah dalam arti Mazhab yang empat, hanya mau kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah.
Sedang orang Tabligh di Khurasan (India,Pakistan,Bangladesh, Iran, Afganistan) adalah orang yang minum dari sumber Hanafi. Mereka tak pernah tinggalkan Mazhab karena tidak pakai Al Qur'an Hadist.
jujur saja jika orang Islam dalam memahami Al Qur'an dan hadist tanpa melihat Ulama maka itu adalah hasil pemahaman sendiri.
Diantara mereka ada yang memberi tamsil: Jika orang ingin mencari bakul yang terbuat dari bambu apakah dia bisa dapatkan dikebun Bambu ?, walau bakul dari bambu tetapi untuk mencarinya bukan di kebun Bambu melainkan di Pengrajin Bakul.
Begitu pula Amalan agama walaupun dari Al Quran dan hadist tetapi harus melihat Alim Ulama beramal karena mereka adalah Warotsatu Ambiya'.
Para ahli Bid'ah sering mengatas namakan Syeikhul Islam Ibnu taimiyyah, Ibnu Qoyyim padahal orang Tabligh pun memakainya dalam kitab Fadhilah Amal, lihatlah dalam fadhilah dzikir dengan seksama.
5. ORANG ORANG AHLI FITNAH DENGAN PRINSIP YANG PENTING BUKAN JT
Yakni orang yang tak tabayyun terlebih dahulu, hanya membaca dari selebaran, atau ikut ikutan orang lain. Karena kebanyakan kecaman terhadap Jamaah Tabligh dibuat secara terbuka di Koran. Majalah Islam atau Internet. Orang yang berhati kotor, ada kebencian, hasat, maka langsung menelannya dan sebarkan fitnah. Seperti beberapa Khotib menyuarakan dalam mimbar mimbar Jum'at.
Umumnya kecaman dengan gaya yang sama, dan itu itu saja yang di bicarakan seperti: Orang Tabligh menyembah kubur, meninggalkan anak Istri Zholim, ngotori Masjid, dunianya perdagangan bangkrut gara gara Khuruj (keluar di jalan Allah)
hajinya ke Pakistan bukan Makkah dll.
Dan semua ini kalau di usut berasal dari satu Kitab yang ditulis oleh orang yang tak dikenal dalam keilmuan yakni Tuwariji yang beredar di seluruh dunia yakni Kitab Hujjatul Balighoh.
Yang sangat mengherankan terkadang orang yang memfitnah berani mengakui pernah ikut di dalam Jamaah Tabligh, tetapi umumnya setelah ditanya tentang istilah istilah yang merupakan bahasa hari hari Jamaah Tabligh mereka tak mengetahui misalnya ditanya: Halaqohnya dimana ? Istilah Tasykil, Tafakut, Targhib, Zihn, Zumidar dll...
Mereka seperti anak kecil yang punya mainan yang tak boleh dipinjam siapapun, sehingga mereka hanya ingin agama jaya lewat tangan mereka, yang lain gak boleh.
Terkadang cacian kepada Jamaah Tabligh tidak menguntungkan mereka sedikitpun bahkan merugikan mereka secara waktu, harta dengan selebaran dsb.
Dan terkadang mereka paham dari orang Tabligh yang baca hasutan mereka hanya sedikit saja yang terpengaruh, gak banyak. Itupun hanya orang yang tak ikut tertib tabligh dengan betul, dan orang yang cari keuntungan dunia/ salah niat dalam tabligh.
Namun mereka sudah disemangati oleh prinsip: "yang penting Bukan tabligh." Mereka kompak untuk akhirnya dalam kekecewaan dunia dan akhirat.
Syech Maulana Saad Kandahlawi dalam ceramahnya katakan: orang yang menantang kerja usaha dakwah seperti membenturkan kepala ke karang yang besar, pasti akan hancur.
Tertib di dalam Al Qur'an jika dakwah datang maka orang yang menerimanya akan dimuliakan, sedangkan orang yang menolaknya bahkan menghinanya akan dihancurkan Allah SWT.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment