Sebuah kisah mengharukan bagaimana akhlak Nabi SAW yang perlu menjadi
teladan ummatnya. Saya tidak tahu persis sumber tulisan ini, makanya
bagi yang merasa memiliki tulisan ini saya mohon ijin untuk share di
blog saya. Kami mengambilnya dari salah satu blog kami dengan tidak
mencantumkan sumbernya. Semoga Allah swt Merahmati anda. Amin
Kisah Mengharukan akhlak Nabi Muhammad saw.
Dalam satu kesempatan usai shalat berjamaah di masjid, Rasulullah yang
baru sembuh dari sakit berdiri di depan jamaahnya dan berkata, “Duhai
sahabat, kalian tahu umurku tak akan lagi panjang, Siapakah di antara
kalian yang pernah merasa teraniaya oleh si lemah in i(nabi)?
bangkitlah sekarang untuk mengambil qisas (pembalasan), jangan kau
tunggu hingga kiamat menjelang, karena sekarang itu lebih baik”. Semua
yang hadir terdiam, semua mata menatap lekat Nabi yang terlihat lemah.
Tak akan pernah ada dalam benak mereka perilaku Nabi yang terlihat
janggal. Apapun yang dilakukan Nabi, selalu saja indah. Segala hal yang
diperintahkannya, selalu membuihkan bening saripati cinta. Tak akan
rela sampai kapanpun, ada yang menyentuhnya meski hanya secuil jari
kaki. Apapun akan digadaikan untuk membela Al-Musthafa (nabi)
Melihat semua terdiam, Nabi mengulangi lagi ucapannya, kali ini
suaranya terdengar lebih keras. Masih saja para sahabat duduk tenang.
Hingga ucapan yang ketiga kali, seorang laki-laki berdiri menuju Nabi.
Dialah ‘Ukasyah Ibnu Muhsin. “Ya Rasul Allah, dulu aku pernah bersamamu
di perang Badar. Untaku dan untamu berdampingan, dan aku pun
menghampirimu agar dapat menciummu, duhai kekasih Allah, saat itu
engkau melecutkan cambuk kepada untamu agar dapat berjalan lebih cepat,
namun sesungguhnya engkau memukul lambung samping ku” ucap ‘Ukasyah.
Mendengar ini Nabi pun menyuruh Bilal mengambil cambuk di rumah
putrinya, Fatimah. Tampak keengganan menggelayuti Bilal, langkahnya
terayun begitu berat, ingin sekali ia menolak perintah tersebut. Ia
tidak ingin cambuk yang dibawanya itu melecut tubuh Nabi yang baru saja
sembuh.
Abu Bakar dan Umar bin Khattab maju ke depan dan berkata kepada
Ukasyah, “Deralah kami sesukamu, pilihlah bagian mana saja yang kau
inginkan. Jangan sekali-kali kau pukul Rasul…” Namun Rasulullah meminta
keduanya duduk kembali dan membiarkan Ukasyah melanjutkan. Begitu pun
ketika Ali bin Abi Thalib berdiri dan mengajukan dirinya untuk dikisas
menggantikan baginda Nabi.
Ketika Rasulullah membuka gamisnya, maka terlihatlah tubuh indah nan
mulia milik lelaki pilihan itu. Saat itulah Ukasyah membuang cambuk di
tangannya dan melompat memeluk tubuh mulia itu. “Siapakah yang sampai
hati mengkisas manusia indah sepertimu. Aku hanya berharap tubuhku
melekat dengan tubuhmu hingga Allah dengan keistimewaan ini menjagaku
dari sentuhan api neraka”. Dengan tersenyum, Nabi berkata: “Ketahuilah
duhai manusia, siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka lihatlah
pribadi lelaki ini”. Ukasyah langsung tersungkur dan bersujud memuji
Allah…
Point penting
Begitulah keutamaan akhlak Nabi saw. Makanya sebagai ummatnya kita di
anjurkan untuk sering-sering melantunkan shalawat kepada Baginda Nabi
saw.
Allah swt Berfirman
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya!” (al-Ahzab: 56)
Juga Hadist berikut
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah
bershalawat kepadanya 10 shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan
diangkat untuknya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i)
Ada beberapa ulama dan ustadz yang menganjurkan banyak membaca shalawat
untuk hajat mereka. Seperti menginginkan anaknya hafidz Qur'an, atau
bahkan bagi yang menginginkan materi.
Bagi yang ingin anaknya hafidz Qur'an misalnya, maka bacalah shalawat
sambil usap kepala anak anda. Atau bagi yang menginginkan mobil
misalnya, sentuh mobil impian anda sambil membaca shalawat, Insya Allah
mobil tersebut akan anda miliki saatnya nanti. Wallaahu A'lam
Hadist
“Setiap doa terhijab (tertutup) hingga bershalawat kepada Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wasallam.” (HR. ad-Dailami dan dihasankan oleh
asy-Syaikh al-Albani)
Namun tidak semata hajat dunia saja, dengan bershalawat Insya Allah kita akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Amin
sumber : http://www.adhinbusro.com
0 comments:
Post a Comment