Kita sebagai kaum muslimin mempunyai kewajiban dengan ajaran Islam
yang dipegangnya, salah satunya adalah mengenal dan mengikuti Rasulullah
SAW dalam kehidupan kaum muslimin. Kita tidak mungkin dapat mengetahui
dan mengikuti pengajaran-pengajaran Islam, kecuali kita sendiri
mengetahui dan mengikuti Rasulullah SAW. Beliau ini sebagai utusan Allah
swt untuk mengajarkan Al-Islam kepada seluruh manusia, dan beliau juga
sebagai Nabi terakhir di muka bumi ini.
Untuk dapat mengajarkan Al-Islam kepada manusia, beliau banyak
memberikan pengorbanan yang tidak sedikit, harta, pikiran dan juga
bahkan jiwa beliau bisa teracam.
Beliau perlu mengunjungi rumah-rumah
yang ada di sekitar beliau, Beliau juga perlu mengunjungi orang-orang
yang sedang berkumpul, bahkan Beliau perlu meninggalkan rumah beliau
untuk mengunjungi daerah yang cukup jauh. Kisah beliau ketika pergi ke
Thaif menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita, kaum
muslimin. Kadangkala beliau menerima olokan, tekanan, teror, bahkan
lemparan kotoran unta dan sebutan sebagai orang gila, tetapi beliau
terus melakukan pengajaran kepada manusia.
Sarana dan prasarana yang sangat minim tidak menjadi halangan bagi
Beliau untuk terus melakukan pengajaran dan juga ajakan kepada Al-Islam.
Di jaman itu tidak ada sarana komunikasi seperti sekarang ini, apakah
itu radio, apakah itu internet, apakah itu TV. Tetapi beliau tidak
pernah menyerah untuk selalu berkunjung dan mengajak manusia agar
beriman dan beribadah kepada Allah swt. Dan beliau tidak segan-segan
untuk mendo’akan manusia untuk dapat mengikuti Al-Islam ini, meskipun di
antara mereka menghina dan mencemoohkannya. Bagaimana beliau mendo’akan
Ummar RA sebelum masuk Islam.
Dalam bab ini, marilah kita sama-sama untuk mengenali beberapa hal
yang berhubungan Rasulullah SAW. Allah swt menjelaskan tentang beliau
dan juga sangat menekankan untuk mengikutinya dalam kehidupan di dunia
ini. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan hal-hal yang berhubungan
dengan Ibadah secara khusus, tetapi beliau mengajarkan hal-hal yang
berhubungan dengan yang lainnya, seperti bagaimana menjadi pemimpin yang
adil, bagaimana membina keluarga yang sholehah, bagaimana berhubungan
suami dan istri, bagaimana akhlaq seorang anak, bagaimana menjadi
seorang guru, bagaimana dengan hal jual-beli, juga hutang-piutang, dan
yang lainnya. Sehingga Rasulullah SAW sendiri merupakan perwujudan Islam
itu sendiri. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh
mengajar para Shahabat RA, dan menanamkan tanggung jawab yang sama
kepada generasi itu untuk mengajarkannya kepada manusia lainnya yang
tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, dan hal inipun terus
berlanjut sampai sekarang.
Kenalilah Rasulullah SAW
Allah swt menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, dalam ayat-ayat al-quran dengan jelas.
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Yusuf:
108)
Ayat di atas menjelaskan dengan tegas tugas Rasulullah SAW. Beliau
adalah seorang da’i untuk mengajak manusia kepada jalan Islam dengan
penjelasan-penjelasan yang jelas. Untuk hal ini Allah swt membimbingnya
langsung dengan firman-firmanNya dalam ayat Al-quran.
“Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang
diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar
kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan
orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada
adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka
selalu memelihara sembahyangnya” (QS Al-An’aam: 92)
Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, tidak hanya untuk melakukan da’wah di
daerah Mekah, tetapi juga disekitarnya. Begitulah aktifitas beliau
dilakukan, sehingga untuk kerja da’wah ini beliau mencurahkan tenaga,
pikiran dan hartanya agar agama ini dapat diterima oleh manusia dari
waktu ke waktu. Dan peran ini juga diambil oleh para Shahabat RA,
sehingga banyak kisah menjelaskan tentang hal itu. Bagaimana kisah Abu
Dzar RA mengajarkan Islam ketika pulang kampungnya sendiri, sehingga
kaumnya memeluk Islam. Bagaimana kisah Abu Bakar RA setelah masuk Islam,
maka beliau langsung esok harinya mengajak sekitar lima orang untuk
memeluk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Begitupun juga dengan Ummar RA
setelah masuk Islam, beliau langsung mendatangi Abu Jahal untuk
menjelaskan bahwa dia sekarang seorang muslim dan juga da’i.
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmi” (QS At-Taubah:128)
Rasulullah SAW sangat bersedih hati jika manusia tidak beriman dan
taat kepada Allah swt. Allah swt menjelaskan dengan sangat jelas tentang
beliau. Oleh karena itu, jika kita sering membaca kisah-kisah
Rasulullah SAW, kita akan menemukan bagaimana sikap-sikap Rasulullah SAW
ketika mengajak manusia untuk memeluk Islam. Rasulullah SAW ketika
beliau akan meninggalkan kehidupan yang fana ini, beliau selalu
mengingat ummatnya, dan ucapan-ucapan ini diulang berkali-kali. Kita
tidak bisa membayangkan bagaimana kerisauan beliau yang sangat dalam
terhadap ummatnya dan juga ummat manusia.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS Al-Anbiyaa: 107)
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS Saba’: 28)
Allah swt menjelaskan bahwa Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, bukan untuk
satu generasi yaitu generasi para Shahabat RA, bukan untuk satu kaum
yaitu kaum quraisy, bukan untuk satu bangsa yaitu bangsa arab atau bukan
untuk satu jaman; tetapi beliau untuk seluruh generasi, seluruh kaum,
seluruh bangsa dan juga seluruh jaman sampai hari kiamat nanti. Oleh
karena itu, ketika haji wada Rasulullah SAW mengajarkan kepada para
Shahabat RA untuk menyampaikan risalah ini kepada siapapun yang tidak
hadir pada saat itu, artinya Al-Islam mesti disebarkan ke mana-mana
tempat di dunia ini agar rahmat Allah swt dapat disebarkan dengan
merata. Tetapi kebanyakan manusia tidak memahami hal ini, bahkan
sebagian besar kaum muslimin sendiripun saat ini tidak menyadari dengan
hal ini.
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun
orang musyrik membenci” (QS Ash-Shaff: 9)
Rasulullah SAW mempunyai peran untuk membawa petunjuk atau ajaran
yang haq kepada manusia, meskipun manusia itu sendiri tidak menyukainya.
Sehingga tidak heran pada saat Rasulullah SAW menyampaikan risalah ini
banyak sekali ejekan, olokan, bahkan teror dan lemparan batu atau
kotoran unta. Sehingga ajaran Islam ini akan menjadi tegak di muka bumi
dan memimpin peradaban manusia itu sendiri. Dalam hal ini jelas sekali
akan menimbulkan ketidaksukaan-ketidaksukaan dari orang-orang yang
musyrik atau orang-orang yang mempunyai pandangan yang tidak bersesuaian
dengan ajaran Islam itu sendiri.
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami
telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab
dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui” (Al-Baqarah: 151)
Setelah Rasulullah SAW mengajak manusia untuk masuk ke dalam Islam,
maka peran Rasulullah SAW adalah mengajar, mendidik dan membimbingnya
dengan baik. Untuk hal ini, Rasulullah SAW tidak hanya mengajar ketika
di masjid saja, tetapi di mana-mana tempat yang dapat memberikan
pengajaran dan pendidikan Islam. Rasulullah SAW memberikan contoh ketika
membangun masjid yang pertama di Madinah, yang mana Rasulullah SAW
bersama-sama dengan para shahabat membangunnya. Rasulullah SAW
kadangkala mengajarkannya ketika dalam keadaan panas terik, dan para
Shahabat RA berdiri, dalam hal ini Rasulullah SAW berkeinginan
mengajarkan bahwa padang mahsyar sangat-sangat susah jika tidak taat
kepada Allah swt. Rasulullah SAW memberikan permisalan kaum muslimin
yang sering mengunjing saudaranya ketika di pasar.
Rasulullah SAWpun memberikan pengajaran ketika dalam pertempuran,
misalnya dalam perang badar, dimana Rasulullah SAW berdo’a kepada Allah
swt dengan sangat sungguh-sungguh dan penuh dengan derai air mata.
Rasulullash SAW mengajar shahabat RA ketika dimarahi oleh orang Yahudi,
misalkan kepada Ummar RA. Dan juga beliau mengajarkan bagaimana untuk
mensucikan diri untuk lebih banyak berdzikir setelah pagi dan petang.
Disinilah peran Rasulullah SAW mengajar, mendidik, dan membimbing, tidak
hanya dalam ucapan saja tetapi dalam bentuk kehidupan keseharian,
sebagai guru, sebagai suami, sebagai pemimpin, seorang orang sederhana.
Sehingga Islam menjadi mudah untuk diamalkan saat itu. Padahal sarana
dan prasarana pengajaran, pendidikan dan bimbingan sangat minim, berbeda
dengan kita kaum muslimin saat ini, tetapi Islam dapat diwujudkan
dengan mudah dan indah. Seperti apa yang dijelaskan oleh Allah swt
sendiri dalam surat Ibrahim.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat” (QS Ibrahim: 24-25)
Masih banyak lagi Allah swt menjelaskan dan menegaskan tentang Nabi
kita, Nabi Muhammad SAW, dalam ayat-ayat Al-quran. Oleh karena itu,
sudah sepantasnya kita banyak bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW,
bahkan jika disampaikan nama dari Nabi kita, tidak menyampaikan
sholawatnya, maka kita dianggap sebagai manusia yang kikir. Dan yang
lebih penting lagi adalah kita berusaha untuk mengikuti beliau dalam
kehidupan kita sebagai muslim.
Ikutilah Rasulullah SAW
Kita sebagai kaum muslimin sangat ditekankan untuk mengikuti dan
mencotohi Rasulullah SAW, dan hal ini juga telah dibuktikan oleh
generasi para Shahabat RA sehingga kejayaan di dunia dan akherat dapat
diperolehnya. Begitupun bagi kita, jika kita berkeinginan mencapai
kesuksesan dunia dan akherat, yang mana sering kita menyampaikan do’anya
kepada Allah swt, maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali kita
sendiri berusaha mengikutinya dengan baik.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab: 21)
Bagi kita yang sangat berkeinginan dengan rahmat Allah swt dan
balasannya di akherat nanti, tidak ada pilihan kecuali kita sendiri
mengikuti Rasulullah SAW. Dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri
tauladan bagi kita dalam segala hal, ilmunya, hikmahnya, akhlaqnya,
kepemimpinannya, kesedehanaannya, kedermawanannya, kesungguhannya,
pengorbanannya, ketelitiannya, kehati-hatiannya, ketaqwaannya,
keikhlasannya, ibadahnya, dzikirnya, kesehariannya, dsb. Oleh karena itu
kita dituntut untuk selalu mempelajari dan juga mendalami tentang
sunnah-sunnah beliau.
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali Imran: 31)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati
Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami
tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka” (QS An-Nisaa’:
80)
Allat swt menjelaskan jika kita benar-benar beriman kepadaNya dan
segala-gala hanya untukNya, maka kita sebagai muslim harus mengikuti
Rasulullah SAW sebagai Nabi terakhir yang ditugaskan untuk mengajarkan
Islam sebagai agamaNya. Begitupun sebaliknya, jika kita mentaati
Rasulullah SAW maka hal itu menunjukkan bahwa kita mentaati Allah swt.
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS
An-Nisaa’: 69)
Kita selalu meminta kepada Allah swt dalam sholat kita untuk tidak
dimasukkan ke dalam golongan yang dimurkai dan juga yang sesat, tetapi
meminta agar dimasukkan ke dalam golongan yang diberi nikmat oleh Allah
swt. Ketaatan kepada Allah swt dan Rasulullah SAW akan mengarahkan kita
untuk bersama-sama dengan golongan yang diberi nikmat itu adalah para
Nabi, para shadiqin, para syuhada, dan juga orang-orang sholeh. Oleh
karena itu tidak ada jalan lain bagi kita kecuali kita berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mengikuti Rasulullah SAW dalam kehidupan kita.
Para ulama setelah generasi para Shahabat RA telah aktif mencatatkan
tentang Rasulullah SAW ini ke dalam kitab-kitabnya, dan kitab-kitab ini
telah menjadi sumber yang sangat berharga, seperti susunan Imam Bukhari,
Imam Muslim, Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Syafi’i,
Imam Malik dsb.
Rasulullah menjelaskan dengan tegas kepentingan untuk mengikuti
sunnahnya. Dan hal ini dapat ditemukan dalam kitab-kitab yang disusun
ulama.
“Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW berkata: setiap ummatku
masuk surga kecuali yang enggan. Ditanya: siapa orang yang enggan?
Berkata Rasulullah: barangsiapa yang taat kepada ku, masuk surga, dan
barangsiapa yang melanggarku, sungguh-sungguh orang yang enggan” (HR
Imam Bukhari, Kitab Miskatul Mashobih Jilid 1 no. 143)
“Dari Anas bin Malik berkata bahwasanya Rasulullah SAW berkata: telah
kutinggalkan dua perkara di lingkungan kamu yang mana kamu tidak akan
tersesat jika kamu memegangnya, yaitu Kitabullah dan Sunnah RasulNya”
(Diriwiyatkan di Al-Muwatho, Kitab Miskatul Mashobih Jilid 1 no. 186).
Masih banyak lagi penjelasan dalam al-quran dan juga kitab-kitab
hadist untuk mengikuti Rasulullah SAW. Oleh karena itu, marilah kita
sama-sama untuk mempelajari dan juga mendalami sunnah-sunnah Rasulullah
SAW dan mewujudkannya dalam kehidupan kita sebagai muslim, dan kita juga
perlu mengajarkannya dan mendakwahkannya kepada kaum muslimin yang
lainnya untuk lebih belajar dan mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
dikutip dari : http://imanamalsoleh.wordpress.com/