Ada seorang bijak yang hidup di jaman dahulu kala, dimana beliau dikenal
sebagai seorang yang bijaksana oleh masyarakat sekitarnya.
Lalu suatu hari datang seorang pria yang merasa hidupnya sial , bermasalah.
Dalam keadaan hati yang tak menentu pria ini datang ke orang bijak tersebut.
Setelah menceritakan segala keluhannya, si bijak mengajak pria tersebut ke sebuah danau, yang airnya bening segar.
Kemudian si bijak ini mengambil air di danau tersebut dua gelas.
Terisi yang satu diisi segenggam gula manis.
Yang satunya diisi kopi yang pahit
Dan genggaman gula dan kopi yang lain ditaburkan ke danau itu.
Setelah itu diberikannya gelas tersebut ke pria itu , dan menyuruh meminumnya.
Berkata si bijak ,Bagaimanakah rasa air yang diberikan bubuk kopi itu ?
Pria ,Terasa pahit sekali dan tidak mengenakkan
Si bijak ,Bagaimanakah dengan gelas yang terisi gula itu ?
Pria
,Terasa manis dan menyenangkan Lalu si bijak mengajak pria itu
mencicipi air yang ada di telaga. Berkatalah si pria, Ini hanya tetap
terasa air bening yang segar meski kau taburkan genggaman gula dan
kopi.Berkatalah si bijak Itulah kehidupan, ada kalanya kita merasakan
kepahitan, ada kalanya kita merasakan kemanisan. Maka bukalah hati kita
ini seluas danau nan bening,, sehingga apapun pahit dan manis tetap akan
berasa air bening yang menyegarkan. Jadi bersikaplah seperti air danau
ini agar masalah teratasi dengan jernih, tenang dan menyegarkan.
Note
: kada kehidupan terasa pahit dan manis , bukalah hatimu, Jadi
bersikaplah seperti air danau ini agar masalah teratasi dengan jernih,
tenang dan menyegarkan.
sumber : http://usahatasiman.blogspot.com/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment