Tak tanggung-tanggung, Si Nyonya Tua –
julukan Juventus – siap mendatangkan Abidal ke Turin dari Barcelona
dengan bonus striker David Trezequet. Namun, tawaran menggiurkan itu
ditolak Barca. Abidal yang dikenal sebagai bek kiri, yang memiliki
keunggulan dari aspek kekuatan fisik serta teknik, memutuskan tetap
bermain di Barca hingga Juni 2012 mendatang.
Ia memperpanjang kontrak dengan Barca yang semula berakhir pada 2011. ”Buyout clause bagi Abidal adalah 90 juta euro,” demikian keterangan yang disampaikan Barcelona melalui situs resminya.
Abidal adalah salah satu pesepak bola
dunia yang beragama Islam. Sejatinya, dia adalah seorang mualaf. Sang
bintang memeluk agama Islam baru enam tahun terakhir. Terlahir di Lyon,
Prancis, pada 11 September 1979, Abidal berasal dari keluarga imigran
asal Afrika. Sebelumnya, Abidal merupakan seorang pemeluk agama Katolik.
Pertemuan dengan wanita yang kini menjadi
istrinya telah mengantarkannya pada agama Allah SWT. Setelah menikah
dengan Hayet Abidal, seorang perempuan asal Aljazair, Abidal memeluk
agama Islam. Setelah mengucap dua kalimah syahadat, ia berganti nama
menjadi Eric Bilal Abidal.
Kepada majalah Match yang terbit
di Paris, Abidal mengatakan, agama Islam telah mendorongnya untuk
bekerja keras untuk memperkuat timnya. ”Saya memeluk Islam dengan
keyakinan penuh,” ujar ayah dua anak itu. Sejak masuk Islam, Abidal
berusaha menjadi Muslim yang taat.
Ia tak pernah melupakan shalat. Terlebih
lagi, di markas FC Barcelona, Camp Nou, masih ada dua pemain lainnya
yang beragama Islam, yakni Seydou Keita dan Yaya Toure. Ketatnya jadwal
pertandingan yang harus dilakoni, membuat Abidal sedikit terkendala saat
menjalankan ibadah puasa secara penuh pada bulan Ramadhan.
Ramadhan lalu, Abidal memutuskan tak
berpuasa ketika membela Barca. Menurutnya, hal itu terpaksa dilakukan,
sebagai komitmen terhadap profesionalitasnya sebagai pemain. Hal serupa
sebenarnya juga dilakukan dua rekannya di El Barca, Seydou Keita dan
Yaya Toure. Meski begitu, ketiganya mengganti puasa di lain hari,
setelah Ramadhan berakhir.
Abidal memulai karier profesionalnya
bersama klub sepak bola Prancis, AS Monaco, pada 16 September 2000. Ia
sempat 22 kali menyandang ban kapten bersama Monaco. Setelah itu, dia
pindah ke Lille OSC. Di klub inilah, dia bereuni dengan mantan
pelatihnya, Claude Puel, dan 62 kali membela Lille.
Di akhir 2004, dia kembali ke kota
kelahirannya dan bergabung dengan Lyonnais. Ia berhasil mengantarkan
timnya meraih dua gelar di Ligue 1 berturut-turut selama dua musim.
Selama kariernya di Prancis, dia dikenal sebagai salah satu bek terbaik
di Ligue 1. Di Lyon, dia bermain bersama kiper Gregory Coupet, Francois
Clerc, dan Anthony Reveillere serta dua pemain Brasil, Cris dan Cacapa.
Pada 30 Juni 2007, Abidal hengkang ke
Barcelona dengan nilai transfer 15 juta euro. Di Camp Nou dia memakai
nomor punggung 22. Sejak itu, Abidal menjadi pemain pilar Barca. Nilai
kontrak Abidal mencapai 90 juta euro dengan klausal pelepasannya, dan
Lyon akan menuai bonus sebesar 500 ribu euro jika Barca meraih gelar
Liga Champions untuk empat tahun ke depan. Dan, itu terjadi setelah
Barca berhasil mengalahkan Manchester United di Roma.
Motivasi Sang Istri
Istri adalah motivator utama bagi suami.
Hal itu sangat dirasakan betul oleh bek kiri tim nasional Prancis dan FC
Barcelona, Eric Abidal. Kesuksesannya merumput di lapangan hijau tak
lepas dari peran sang istri. Motivasi dan dukungan penuh yang dipompa
sang istri, Hayet Abidal, telah membuat peformanya saat memainkan si
kulit bundar bertambah maksimal.
”Bagiku, dia (Hayet) adalah sebuah
permata. Dia juga pemegang kemudi yang sangat menakjubkan. Saya
beruntung mendapat perempuan seperti dia, yang sanggup memberikan arahan
dan pendapat yang logis sebelum aku memutuskan hal krusial, termasuk
dalam memilih karier,” ungkap Abidal seperti ditulis France Football.
Abidal mengakui, kepindahannya ke
Barcelona tak terjadi begitu saja. Saran ‘magis’ sang istrilah yang
mampu menggerakkan hatinya untuk mencoba peruntungan di negeri Matador.
Betapa tidak, tanpa harus pindah ke Barcelona pun, Abidal telah memiliki
segalanya di Prancis. Tetapi, di mata sang istri, semua itu belum
sempurna. Satu-satunya cara, menurut sang istri, Abidal harus berkarier
di klub luar negeri.
Hayet mendorongnya untuk bergabung
bersama Barcelona. ”Aku ingin suamiku tak hanya terpaku bermain di klub
sepak bola Prancis. Penting bagi kami untuk menyiapkan masa depan,
terutama setelah ia pensiun nanti. Jadi, berkenalan dengan banyak orang
di mancanegara memberi banyak keuntungan. Nantinya, kami bisa menjalin
relasi bisnis ataupun kerja sama apa yang saling menguntungkan,” ujar
Hayet, yang memang terkenal memiliki insting bisnis tinggi itu.
Besarnya peran Hayet dalam kehidupan
pribadi Abidal sudah dibuktikan sejak mereka menikah. Usai menikah,
Abidal memilih memeluk Islam setelah mendapat bimbingan intensif dari
sang istri yang asli Aljazair. ”Semua berlangsung alami. Pilihan memeluk
agama Islam bukan karena faktor istriku, tapi sebuah hadiah yang
tiba-tiba saja muncul. Itu benar-benar terjadi apa adanya. Mengalir
begitu saja dan membuatku merasa bahagia,” ungkap Abidal.
Meski dikenal sebagai seorang Muslim yang taat, Hayet juga sangat dekat dengan dunia entertainment.
Bedanya, dia sangat pandai membagi peran dan penampilan. Ia tahu saat
harus mengenakan busana sopan dan kapan harus mengenakan gaun indah.
”Saya seperti istri pesepak bola lain. Bedanya, saya tak suka
berfoya-foya atau larut di dunia malam. Lebih indah jalan-jalan bareng
Abidal dan belanja bersama,” tutur Hayet.
Pertemuan Abidal dengan sang istri
terjadi ketika ia masih remaja. Kedua sejoli ini kemudian memutuskan
untuk menikah pada Juli 2003 silam. Dari pernikahan tersebut, keduanya
dikaruniai dua orang putri, yakni Meliana yang lahir pada 2004 dan
Canelia lahir tahun 2006. nidia zuraya/Heri Ruslan/taq/riolsumber : http://kisahmuallaf.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment