0 Masturah dan cadar

Pada awalnya saat baru mengenal pertama kali usaha dakwah, saya sama sekali tidak tertarik untuk masturoh.Dalam bayangan saya masturoh itu menakutkan karena saya akan bergaul dengan wanita yang berniqab dan memakai pakaian hitam-hitam.
Menurut saya wanita bercadar itu misterius, menjalani satu paham tertentu yang ekslusif dan aneh, karena Islam yang saya pelajari sejak kecil tidak mengenal gaya berpakaian semacam itu.
Sekarang setelah berjalan tiga tahun sejak suami aktif lagi di usaha dakwah, saya mengalami perubahan yang luar biasa. Keinginan saya kuat sekali untuk bargaul dan berada dalam lingkungan wanita bercadar.

Saya menikmati saat perasaan hati terpanggil untuk menggunakan cadar atau terkadang perasaan keraguan yang datang silih berganti.
Entah mengapa saya rindu memiliki kawan yang seiman, berada dalam lingkungan yang bicara hanya mengenai iman dan berada ditengah-tengan kawan-kawan muslimah yang menggunaan cadar.
Saya merasakan ketenangan dan kedamaian yang luar biasa berada dalam suasana seperti itu.Mereka tidak berlomba bicara mengenai anak, harta dan tempat liburan keluarga tetapi sibuk bicara mengenai iman dan amal sholeh.
Satu kali suami membelikan saya jilbab dengan cadarnya. Saya tidak berani menolak, suamipun tidak memaksa saya untuk memakainya. Harapan suami adalah suatu saat saya butuh, saya sudah memilikinya.
Hanya satu kali saya pakai jilbab cadar itu. Itupun tidak kemana-mana hanya dirumah. Namun saya marasakan beban yang luar biasa dan sampai menangis mengakui bahwa saya belum siap untuk memakainya saat itu.
Setelah suami pulang khuruj setelah 4 bulan pergi meninggalkan keluarga, banyak perubahan kehidupan keagamaan dirumah.
Bayan shubuh dilanjutkan dengan musyawarah untuk menentukan waktu taklim pagi,bayan maghrib serta pembacaan kitab hayatus sahabah setelah isya.Kegiatan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa suami.
Sampai hari ini alhamdulillah istiqomah. Anak kami Akbar 9 thn dan Khairunnisa 1.8 thn pun selalu ikut dalam kegiatan tersebut meskipun terkadang sampai terkantuk-kantuk.
Taklim pagi biasanya disertai dengan halaqoh tajwid. Sejak mengikuti halaqoh tajwid inilah anak kami untuk pertama kalinya hapal 10 surat terakhir dalam Al-qur’an. Subhanallah…padahal sebelumnya membaca pun masih terbata-bata dan perlu banyak dibantu.
Kegiatan taklim dirumah memberikan ketenangan yang luar biasa untuk anggota keluarga. Allah memberikan sakinah dan rahmat serta maghfirohNYA saat di rumah diadakan majelis mengingat Allah SWT.
Bahkan sekarang kalau suasana di rumah tidak kondusif, mulai panas dan terasa gesekan yang bisa berakibat keributan, biasanya kami langsung menggelar taklim untuk mendinginkan suasana.
Alhamdulillah, Allah memberikan hidayah pada kami sebagai orang tua untuk dapat mengenalkan suasana islam dan mengajarkan nilai-nilai islam serta berupaya mengamalkan sunnah Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenai keinginan bercadar, Insya Allah bulan depan saya akan melakukan masturoh untuk pertama kalinya. Saya berharap melaui masturoh ini saya diberikan kekuatan oleh ALLAH SWT agar bisa menggunakan cadar dan menjadi wanita yang taat pada Allah dengan berhijab sempurna.
Pandangan saya sekarang mengenai wanita bercadar adalah wanita yang menjalankan ketaatan yang sempurna padaNYA.
Sungguh suatu saat saya ingin pula menjadi wanita yang demikian. TAAT sempurna pada RABB yang jiwa kami semua ada dalam genggamanNYA.
Ya ALLAH semoga Engkau jadikan kami wanita pilihan, amin

0 comments:

 

Copyright © 2015 | created by Ahbab | abdulrahmanmalayu@gmail.com

Artikel dalam web Ini depersilahkan untuk di bagikan