Jika Allah SWT sudah mencintai hambanya maka Allah akan memberikan
kepada hambanya itu perkara yang paling penting yaitu Agama. Allah akan
mudahkan orang itu untuk amalkan agama. Sebaliknya jika Allah sudah
tidak suka atau murka dengan hambanya maka Allah akan jauhkan dia dari
amal-amal Agama dan Allah akan matikan dia dalam keadaan bermaksiat
kepada Allah Ta’ala. Nikmat tertinggi dari Allah adalah pertolongan dari
Allah dalam melakukan ketaaatan terhadap perintah-perintahNya. Dari 6
Milyar manusia semuanya Allah kasih nafas, penglihatan, pendengaran,
detak jantung, sinar matahari, tetapi hanya orang tertentu yang Allah
kasih nikmat ketaatan.
Hari ini kita suka iri sama yang namanya status
dan kebendaan yang dimiliki orang. Jangan sampai salah faham itu semua
hanya titipan dari Allah, sebagai amanah, apakah kita bisa dapat
dipercaya. Apakah kita bisa menggunakannya sesuai dengan yang Allah mau.
Semua yang namanya status dan kebendaan ini, Allah berikan untuk
dimiliki oleh semuanya bahkan kepada musuh-musuh Allah sekalipun. Ini
yang namnya sifat Rahman, Maha Pemberi, Allah.
Didunia ini siapa
yang sanggup mengampunkan dosa, menaikkan derajat, memberikan banyak
kebaikan, ini hanya Allah yang bisa lakukan. Ini bisa dilakukan hanya
dengan melangkahkan kaki kita ke mesjid lima kali sehari tiap hari.
Hanya dengan menjaga sholat berjamaah di mesjid di awal waktu Allah
mampu menyelesaikan seluruh masalah kita sebelum dan sesudah mati. Di
dunia ini hanya dengan menjaga sholat saja, Allah berikan kita
keberkahan Rizki. Sesudah mati Allah akan angkat siksa kubur kita, di
Mahsyar diberi buku amal ditangan kanan, melewati shirath secepat kilat,
dan masuk surga tanpa hisab. Ini semua masalah yang akan dihadapi semua
orang dan yang semua orang cemaskan. Semua dapat Allah selesaikan hanya
dengan menjaga sholat.
Namun orang yang dapat melangkahkan
kakinya ke mesjid hanya orang-orang yang yang dipilih Allah saja
walaupun orang itu berilmu, kuat tenaganya, banyak hartanya, dekat
rumahnya dengan mesjid, semua ini tidak ada jaminannya. Walaupun ini
kelihatannya mudah tapi tidak semua orang dapat melakukannya, hanya
orang-orang pilihan saja. Allah mengundang kita lima kali sehari untuk
datang kerumahnya karena ada acara, bagaimana kalau presiden mengundang
kita ke Istana untuk menghadiri acara kepresidenan. Hari ini orang mau
ketemu presiden aja harus mengeluarkan uang banyak dan usaha yang keras,
jadi pejabat dulu, buat yayasan yang besar dulu, buat partai dulu dan
lain-lain. Kalau kProxy-Connection: keep-alive
Cache-Control: max-age=0
a
cukup dengan sujud saja, itu sudah saat yang paling deket dengan Allah,
yaitu rajanya para raja dan presiden. Dan ini Allah undang 5 kali
sehari. Dan yang dipanggil Allah ini hanya orang beriman saja, yaitu
yang ketika dipanggil ia datang. Seperti kita manggil tukang baso, kalau
memang yang dipanggil itu tukang baso, maka dia akan datang memenuhi
panggilan kita, kalau tidak datang cuek aja berarti dia bukan tukang
baso mungkin tukang asongan, bubur ayam, atau yang lain. Begitu juga
orang beriman yang dipanggil Allah untuk datang kerumahnya, yang datang
dan yang nyaut itulah orang beriman.
Dalam Mahfum Hadits Nabi SAW :
“Jika kamu melihat ada orang yang kerjanya mondar mandir ke mesjid saksikanlah bahwa orang itulah orang yang beriman.”
“Nanti
Allah akan bertanya kepada para Malaikat dimana tetangga-tetangganya,
lalu para malaikat akan bertanya, “Siapakah tetangga-tetanggamu ya Allah
?” Lalu Allah berfirman, “Tetangga-tetanggaku adalah orang-orang yang
memakmurkan mesjidku.”
Hari ini di acara-acara kalau ada artis
yang dateng buat pertunjukan maka orang-orang akan ramai-ramai datang.
Namun jika dalam acara itu tidak ada amal maka tidak akan ada nilainya
disisi Allah. Beda dengan acara mudzakaroh di mesjid, walaupun tidak ada
artis yang datang hanya beberapa orang saja tetapi ini punya nilai
disisi Allah. Majelis seperti ini akan dihadiri oleh malaikat sebagai
tamu yang lebih mulia dari pada artis. Malaikat ini datang beramai-ramai
bersusun-susun sampai ke arasy Allah. Tetapi ke acara yang tidak ada
amal walaupun banyak artisnya malaikat tidak akan datang. Segala sesuatu
mendatangkan nilai disisi Allah jika ada Iman dan Amal. Dunia ini
disisi Allah tidak ada nilainya walaupun itu hanya sebelah sayap nyamuk.
Kenapa hari ini Allah tidak lepaskan angin sekuat-kuatnya seperti
topan, kenapa tanah tidak Allah getarkan seperti gempa yang dahsyat,
kenapa gelombang air masih Allah berikan ukuran batasan ketinggian, bumi
masih bisa bergelantungan berputar mengelilingi matahari tanpa ada tali
atau tiang tetapi tidak bertabrakan, ini semua karena masih adanya
orang beriman. Jika tidak ada Iman dan Amal maka Allah tidak akan
ragu-ragu menghancurkan semuanya.
Hari ini orang demi yang
namanya kesehatan mereka rela pergi keluar negeri habiskan biaya yang
banyak korbankan harta benda. Ini dikarenakan kesehatan dimata mereka
lebih mahal dan lebih bernilai dari harta benda yang mereka miliki.
Berapa banyak orang yang korbankan seluruh hartanya demi kesembuhan dan
kesehatan. Berapa banyak orang yang korbankan hartanya agar kencingnya
tidak macet lagi, nafasnya bisa normal lagi, penglihatannya bisa pulih
lagi, dan lain-lain. Orang dipaksakan berolah raga demi mendapatkan yang
namanya kesehatan. Tapi rencana Allah lain, ditengah jalan ketika
berolah raga atau dalam pengobatan tau-taunya mati. Maka semua
rencana-rencana yang mereka usahakan menjadi sia-sia. Dikubur gak ada
iman dan amal maka masalah jadinya. Tidak ada kata sakit lagi atau perlu
olah raga lagi, yang ada hanya ada pertanyaan mengenai Iman dan Amal,
bukannya ada atau tidaknya berolah raga waktu hidup.
Kini
manusia sibuknya hanya memperbaiki keadaan, karena mereka merasa dibalik
keadaan ada kebahagiaan. Seperti kalau ada uang pasti bahagia dan kalau
tidak ada uang pasti menderita, kalau ada mobil pasti bahagia dan kalau
tidak ada mobil pasti menderita. Kalau ada ini dan itu pasti bahagia,
kalau tidak ada ini dan itu pasti menderita. Ini sangat tidak benar dan
keliru, dan ini yang namanya salah faham. Kebahagiaan manusia itu
sebetulnya tidak ada hubungannya dengan keadaan-keadaan. Yang namanya
kebahagiaan itu sebenarnya apabila manusia dapat menjalankan
perintah-perintah Allah dalam berbagai keadaan. Kalau menurut kita, kini
yang namanya kebahagiaan itu masih tergantung pada keadaan-keadaan.
Kalau banyak duit kita bahagia, kalau tidak ada duit kita akan susah.
Ini yang namanya keadaaan, padahal menurut Allah tidak begitu. Allah
dapat membahagiakan siapa saja dalam keadaan apa saja. Dan yang Allah
mau adalah agar kita taat dalam segala keadaan, nanti Allah buat
keadaan-keadaan untuk bahagiakan kita. Mau ada uang atau tidak ada uang
tidak ada masalah. Allah mampu membuat kita senang dalam keadaan susah
dan Allah mampu buat kita susah dalam keadaan senang. Seperti nabi SAW
dapurnya tidak mengepul selama 3 bulan tetapi setiap pulang beliau
berkata Bayyiti Jannati, rumahku surgaku. Dalam keadaan susah Allah
mampu memberi kesenangan penghuni surga kepada Nabi SAW. Beda dengan
Firaun yang Allah telah buat dia susah dikerajaannya sendiri. Firaun
dibalik kesenangan yang nampak Allah telah buat dia menderita dan merasa
susah. Jadi Allah mampu melakukan segalanya. Allah Maha Kuasa, Dia yang
menciptakan segala sesuatu, selain Allah tidak bisa apa-apa. Allah
tidak bergantung pada keadaan-keadaan untuk dapat membahagiakan kita.
Allah tidak perlu mahluk, tetapi mahluk perlu Allah. Ini perlu kita
yakini.
Kini kalau kita suruh manusia untuk membuat daun siapa
yang bisa, sementara ada berapa milyar daun yang Allah telah buat dari
jaman Nabi Adam AS sampai sekarang. Bagaimana Bayi yang lahir dari jaman
Nabi Adam AS, sampai sekarang, dari matanya, mulutnya, rambutnya,
badannya, tingginya, semuanya Allah ciptakan dengan perbedaan-perbedaan,
Allah tidak pernah kekurangan stock mata, rambut, mulut, dan lain-lain.
Allah Maha Kaya dan kekayaan Allah ini tanpa batas. Allah Maha Kuasa,
dan kekuasaannya tanpa batas.
Allah menciptakan segala sesuatu
dengan sifat-sifat, dan sifat-sifat ini adalah milik Allah. Air
mempunyai sifat menenggelamkan, sifat menenggelamkan ini adalah Allah
yang kasih. Sifat panas pada Api, inipun panasnya api atas izin dari
Allah Ta’ala. Seluruh sifat-sifat yang ada pada mahluk Allah ini dapat
berubah ubah tergantung pada keinginan Allah Ta’ala. Contoh, Api yang
panas dapat menjadi menyejukkan dan menyelamatkan bagi Ibrahim AS. Atas
perintah Allah api yang mempunyai sifat membakar menjadi menyejukkan dan
menyelamatkan bagi Ibrahim AS. Air yang mempunyai sifat menenggelamkan
dapat menjadi keras seperti dinding yang dilewati oleh Bani Israil dan
Nabi Musa AS. Jadi semuanya ini dapat berubah-ubah tergantung keinginan
dari Allah Ta’ala.
Begitu juga Matahari terbit dan terbenam atas
aturan Allah Ta’ala. Semua planet yang ada berputar tidak saling
berbenturan ini karena yang mimpin adalah Allah Ta’ala, semuanya
bergerak atas komando Allah Ta’ala sendiri. Planet-planet dan
bintang-bintang yang jumlahnya milyaran bergerak tidak berbenturan
padahal tidak ada rel yang mengatur peredaran. Kalau kereta bergerak
tidak diatas rel pasti akan terjadi tabrakan. Tapi lihat
bintang-bintang, planet-planet, matahari semuanya bergerak tanpa ada
relnya. Ini karena semuanya Allah yang pimpin, dan semuanya dibawah
komandonya Allah Ta’ala. Coba kalau matahari telat datangnya, atau kalau
planet-planet bergerak asal-asalan sesukanya pasti akan berantakan
saling tabrakan. Tapi ini semua tidak terjadi karena yang mengaturnya
adalah Allah Ta’ala. Tidak ada yang bergerak sendiri-sendiri, semuanya
bergerak menurut tertib yang Allah kasih. Allah tidak pernah tidur atau
mengantuk dalam pemeliharaannya, dan Allah tidak pernah letih dalam
menjaganya. Semuanya dalam 24 jam dibawah pengawasan Allah Ta’ala. Jadi
semua yang kita lihat ini dibaliknya ada kekuasaan Allah Ta’ala dan ada
aturan Allah Ta’ala. La Illaha Illallah.
Bagaimana Jantung
berdetak dalam diri kita, tanpa perlu kita repot-repot ngatur detaknya.
Kita tidak perlu pusing mikirin darah yang harus keluar masuk dari
jantung sebanyak 12 liter darah per menit, 2200 galon per hari. Ini
semua siapa yang ngatur darah keluar masuk, kita tidak bisa merintah
jantung tetapi jantung tetap aja bergerak sendiri, dan jumlah darah yang
keluar masukpun tidak pernah meleset. Kalau Allah kasih kita urus detak
jantung dan ngurusin darah yang keluar masuk mungkin waktu kita habis
ngurusin jantung. Jadi Jantung ini berdetak dibawah komando Allah, Allah
yang ngatur, dan Allah yang pimpin jantung tersebut. Sekarang berapa
milyar Jantung yang Allah atur saat ini. Kalau jantung Allah putuskan
untuk berhenti maka tidak ada yang bisa mencegahnya. Semuanya Allah yang
pimpin dan semuanya berjalan atas aturan dari Allah Ta’ala. La Illaha
Illallah.
Bagaimana dengan Nafas yang keluar masuk ke dalam
paru-paru kita, tanpa perlu kita atur-atur. Coba kalau Allah serahkan
urusan nafas pada kita, mungkin pas tidur bisa bisa kita kelupaan
mengurus nafas kita. Kalau Allah sudah perintahkan paru-paru ini untuk
berhenti maka mau kita pompa pake tabung gas pun paru-paru tetap aja
tidak akan bergerak lagi.
Bagaimana air masuk ke badan atas
aturan dari Allah Ta’ala, kita tidak perlu repot-repot mikirin air harus
pergi kesini atau kesana didalam badan. Coba kalau air masuk ke lobang
paru-paru, apa jadinya. Jadi mengalirnya air dibadan kita ini atas
aturan Allah Ta’ala. Allah yang mimpin dan Allah pulalah yang mengatur.
Jadi kita semua ini sangat bergantung kepada Allah Ta’ala. La Illaha
Illallah.
Hanya ada satu yang mampu memberikan segala sesuatu
yang kita perlukan, yaitu hanya Allah Ta’ala yang mampu lakukan. Allah
Ta’ala kasih air, makanan, pakaian, kendaraan, semuanya dari mana
asalnya. Manusia hanya bisa merubah-rubah atau mengolah saja tetapi
tidak ada yang bisa menciptakan sebagaimana Allah Ta’ala telah ciptakan
daun dan tidak ada satu manusiapun yang mampu.
Allah telah
ciptakan tanah dan dari tanah yang sama keluar berbagai macam tumbuhan,
buah-buahan, makanan dan lain lain, tidak ada habis-habisnya. Semuanya
Allah yang mengeluarkan dari tanah dan Allah tidak pernah kekurangan dan
tidak pernah kehabisan. Tidak ada dalam kamus Allah yang namanya
kekurangan stock. Dari tanah yang sama bisa mengeluarkan padi, jagung,
buah, dan lain-lain. Kita tinggal menanam selebihnya Allah yang
melakukan, yang mendatangkan panas yang cukup, hujan yang cukup,
kesuburan tanah. Ini semuanya hanya Allah yang mengerjakan dan hanya
Allah yang mampu. Kita tinggal nunggu dan memodifikasi sedikit, seperti
dari serat bambu menjadi kertas, dari karet menjadi ban, dan lain-lain.
Tetapi pada dasarnya semuanya dari Allah. Coba kalau manusia disuruh
buat karet, kapas, gandum, mana bisa. La Illaha Illallah.
Sekarang
yang kita perlu belajar adalah yakin yang betul tidak cukup dengan
hanya tau saja. Apa yang perlu kita yakini ? yang perlu kita yakini
adalah Hanya Allah yang bisa selain Allah tidak bisa apa-apa. Semua
orang pingin bahagia, pingin merasa cukup, tidak ada yang mau susah. Ini
semua hanya Allah yang tau persis caranya, selain Allah tidak ada yang
tau bagaimana caranya.
Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman Mahfum :
“Wahai
hamba-hambaku Aku punya Kehendak kalian punya keinginan. Jika kalian
penuhi KehendakKu maka Aku akan penuhi Keinginanmu. Jika kalian tidak
penuhi KehendakKu maka aku akan persulit dirimu mencapai keinginanmu.
Tetapi percayalah hanya KehendakKu yang akan terjadi.”
Kalau
kita mau ikuti kehendak Allah nanti Allah akan bantu kita dan penuhi
keinginan kita. Semua keadaan nanti akan Allah buat untuk memenuhi
keinginan kita. Kita harus percaya dan yakin kalau Allah bisa buat apa
saja. Jangan terlalu percaya pada akal, apa yang diakal belum tentu
bener. Kini karena akal, kehebatan Allah jadi hilang. Kini mana ada
orang yang percaya ada orang lahir tanpa ibu dan bapak, tapi Allah telah
ciptakan Adam AS tanpa ibu dan bapak. Kini tak ada yang akan percaya
kalau laki-laki bisa melahirkan perempuan, padahal Allah telah lahirkan
Hawa AS dari Adam AS. Begitu juga tentang anak lahir tanpa bapak,
seperti Isa AS. Jadi pertama kita perlu yakini dulu kalau Allah kuasa
dan hanya Allah yang bisa selain Allah tidak bisa apa-apa. Jangan sampai
salah bergantung dan jangan sampai tertipu. Semuanya tidak ada yang
memberikan apa yang kita perlukan, yang bisa hanya Allah.
Kunci
kesuksesan itu hanya ada pada Allah Ta’ala, jadi kini yang perlu kita
lakukan adalah buat sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala. Kalau kita
ada hubungan baik dan sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala maka
semuanya akan beres, tidak ada masalah. Hanya dengan cara mempunyai
sambungan yang benar dengan Allah baru Allah berikan kesuksesan.
Kesuksesan itu tidak Allah letakkan pada keadaan-keadaan seperti miskin
atau kaya, sakit atau sehat. Kesuksesan itu adalah ketika Sehat kita
taat dan ketika sakit tetap taat, ini baru sukses. Ketika kaya taat dan
ketika miskinpun tetap taat, ini baru sukses. Punya sambungan yang baik
dengan Allah maka hidupnya akan baik. Tetapi jika tidak ada sambungan
dengan Allah walaupun punya banyak harta dan kekuasaan yang luas maka
hidupnya akan penuh masalah seperti Firaun dan Qorun.
Agar kita
bisa nyambung dengan Allah Ta’ala makanya kita perlu Agama. Hanya dengan
Agama kita bisa nyambung dengan Allah Ta’ala, karena Agama ini isinya
adalah keinginan dan kehendak Allah. Nanti hanya Orang yang nyambung dan
punya hubungan baik dengan Allah Ta’ala yang akan dimenangkan oleh
Allah Ta’ala. Bagaimana Ibrahim AS punya sambungan yang benar dan
hubungan baik dengan Allah Ta’ala sehingga api yang panas dibuat sejuk
oleh Allah Ta’ala. Ini secara logika tidak kena dan tidak mungkin,
tetapi bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin2x aja,
dan Allah masih banyak cara lagi yang kesannya tidak mungkin oleh akal.
Bagaimana Yunus AS Allah Ta’ala pelihara dalam perut Ikan di kedalaman
laut. Ini semua dapat terjadi karena mereka punya hubungan baik dan
sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala. Yang paling penting Iman dan
Amal jika ini ada maka semuanya akan beres.
Allah dapat
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan akal sesuka Allah. Walaupun
secara logika tidak masuk diakal tetapi apa yang Allah telah buat ada
kenyataan dan faktanya. Seperti kisah pemuda yang hidup tanpa minum dan
makan 309 tahun tertidur di goa. Ini siapa yang bisa percaya kalau ada
manusia dapat hidup tanpa minum dan makan. Jadi siapa yang menghidupkan ?
Allah. Atau seperti Bayi Musa AS yang dicari-cari Firaun musuh Allah,
yang sampai-sampai membuat Firaun membunuh 70.000 bayi tiap tahunnya
agar Bayi Musa AS dapat dimusnahkan. Tetapi apa yang Allah buat, Allah
mampu buat bayi Musa AS selamat dari pembunuhan massal bahkan dibawa
langsung oleh Allah ke istana Firaun dan dirawat dibawah naungan Firaun
laknatullah Alaih. Ini siapa yang bisa buat seorang Raja merawat
musuhnya sendiri. Ini semua adalah kerjaan Allah, tidak ada yang tidak
mungkin bagi Allah. Bagaimana Nabi SAW dapat selamat dari kejaran 100
pedangnya pendekar-pendekar terbaik orang Quraish hanya dengan sarang
laba-laba. Padahal sarang laba-laba ini rumah yang paling rapuh kena
tiup angin saja bakal rusak dan pendekar-pendekar Quraish itu kalau
melihat kebawah kakinya maka Nabi SAW dapat terlihat tetapi tidak ada
yang mampu menundukkan kepalanya untuk melihat ke bawah. Ini menunjukkan
betapa lemah logika dan kekuatan manusia disisi Allah. La Illaha
Illallah.
Saat ini, yang paling penting adalah bagaimana kita
fikirkan diri kita agar bisa menjadi hamba yang baik. Jika kita bisa
menjadi hamba yang baik maka nanti Allah akan berikan kita
kebaikan-kebaikan yang banyak sekali, di dunia dan di akherat. Kini kita
lihat anjing aja yang baik dengan tuannya, maka tuannya akan
menyediakan segala kebutuhannya dan akan merawatnya. Dia akan
dimandikan, di sediakan makanannya, sakit dibawa kedokter hewan, bahkan
kini ada salon dan restoran untuk anjing agar anjing ini bisa senang.
Beda dengan anjing liar, tidak patuh pada majikannya, maka dia akan
dibiarkan, makan nyari sendiri susah-susah, dikejar-kejar orang mau
dipukulin, tidak ada yang ngerawat, tidurnya tidak enak. Bagaimana
dengan manusia jika dia mau jadi hamba yang baik, maka semuanya akan
Allah bereskan kebutuhan dan masalahnya.
Yang paling baik adalah
bagaimana kita ini jadi hamba saja yang baik dijamin tenang dan senang,
Hayatun Thoyibah. Contohnya, seorang anak kecil ngtidak pernah pusing
mikirin listrik, air, makan, baju baru, karena ia yakin orang tuanya
akan menyelesaikan segala urusannya. Nah kalau kita punya keyakinan
seperti ini maka Insya Allah kita bisa mendapatkan Hayatun Thoyibah.
Nabi SAW pernah berkata :
“Allah lebih mencintai hambaNya melebihi seseorang Ibu kepada anaknya 70 kali lipat”
Seharusnya
dengan hadist ini kita bisa lebih santai menghadapi hidup ini melebihi
santainya seorang anak kecil. Karena kita yakin Allah akan menyelesaikan
masalah-masalah kita sebagaimana seorang ibu menyelesaikan masalah
anaknya.
Inilah yang diajak Nabi-nabi dari dulu dan ini yang
Allah mau kita jaga. Sampai-sampai Allah kirim 124.000 nabi-nabi agar
kita semua dapat selamat dan punya yakin yang benar. Selamat dari adzab
Allah di dunia dan di akherat. Jangan sampai tertipu dan jangan sampai
salah bergantung, inilah yang diajak nabi-nabi. Gantungkan diri kita
hanya pada Allah karena dari dulu orang-orang yang menang, sukses, dan
bahagia dunia dan akherat hanya orang-orang yang punya hubungan baik
dengan Allah dan gantungan yang benar. Kalau ada perlu minta aja
langsung pada Allah, Allah seneng diminta. Tidak usah takut, kita ada
Allah yang semakin diminta semakin seneng. Allah hanya perlu kita yakin
seperti yakinnya anak kecil, yaitu yakinnya anak pada orang tuanya. Uang
tidak bisa buat apa-apa, kalau kita dikejar anjing apakah anjing dapat
disogok ? La Illaha Illallah.
Di alam arwah Allah telah bertanya
pada semuanya, “Apakah Aku Rabbmu ?” semua mengakui dan sepakat bahwa
Allah adalah Rabb kita. Jadi dunia ini adalah tempat untuk menguji apa
yang telah kita sepakati dan kita akui di alam arwah. Masalahnya
kebanyakan dari kita setelah sampai di alam dunia, Allahnya tidak
keliatan. Allah tidak pernah berubah, tetapi kitanya yang berubah. Dari
jaman Adam AS sampai sekarang Allahnya tetap sama dan tidak berubah,
tetapi kitanya yang selalu berubah-ubah kepada Allah. Keyakinan kita
berubah-ubah ketika di dunia. Nanti di kubur akan ditanya lagi, kalau
jawabannya benar maka akan dikatakan benar. Kalau jawabannya bohongpun
nanti Allah akan kasih tau.
Orang yang beragama, baik ibadahnya,
ini tidak otomatis dia jadi kaya, atau pangkat naik. Tetapi agama ini
adalah memberikan keberkahan yaitu menghilangkan ketakutan dan kesusahan
walapun miskin. Dengan agama ini Allah akan masukkan rasa kaya walaupun
dia hidup miskin. Sekarang masalahnya adalah hati yang miskin, hati
yang selalu merasa kurang, tidak pernah cukup, selalu was-was. Inilah
masalah semua orang hari ini. Tapi karena Allah ini Maha Baik maka Allah
berikan kita agama. Jadi agama itu adalah keberkahan dan ketenangan
bukan untuk mendatangkan kekayaan atau kenaikan pangkat. Modal hidup
yang terbaik adalah bagaimana kita dapat hadirkan Allah dalam hati ini
dengan Agama. Agama adalah tertib hidup yang Allah kasih untuk manusia.
Kalau matahari tidak mau ikut tertib yang Allah kasih, bintang tidak mau
ikut tertib yang Allah kasih, maka yang ada kerusakan. Begitu juga kita
jika kita tidak mau ikut tertib yang Allah kasih maka kita akan rusak
dan merusaki. Karena tanpa agama hati orang ini akan rusak walaupun
hatinya dipenuhi seluruh isi langit dan bumi, tetap aja tidak akan
pernah merasa tercukupi atau terpuasi, selalu merasa kurang. Kalau hati
udah rusak maka rusaklah seluruhnya. Hidupnya akan rusak dan merusaki.
Banyak orang yang kelihatan sukses dari kebendaan dan pangkat tetapi
susah hatinya. Ini karena tidak nyambung dengan Agama. Tetapi kalau ada
Agama hati orang ini akan baik. Jika baik hatinya maka akan baik
badannya, dan kehidupannya. Hati ini akan tenang, tidak stress, tidak
merasa susah dan sedih. Tenang aja, kan ada Allah. La Illaha Illallah.
Dunia
ini hanya tempat untuk persiapan untuk kehidupan yang abadi, tempat
untuk usaha. Sedangkan akherat adalah tempat untuk menerima hasil atau
gaji. Sukses dan gagalnya seseorang nanti di akherat bukan di dunia.
Banyak orang kelihatan dari segi kebendaan sukses ternyata susah. Firaun
dan Qorun dari segi kebendaan dan kekuasaan kelihatannya sukses tetapi
ternyata didunianya saja sudah menderita, apalagi setiap ketemu Musa AS,
selalu keluh kesah. Kehidupan yang sukses sebenarnya adalah kehidupan
yang dapat mengantarkan kita ke surganya Allah. Daripada hidup terkenal,
kaya raya, dan berkuasa tetapi ujungnya masuk neraka, ini namanya
kegagalan.
Dunia ini bukannya tempat untuk memenuhi kemauan
kita, tapi tempat untuk bersabar atas keinginan-keingan kita. Sekarang
ini adalah tempat untuk ikuti maunya Allah, nanti Allah baru penuhi
maunya kita di surga. Nanti akan ada satu kesempatan Allah akan
sempurnakan seluruh kemauan kita, sesuka kita. Tapi sekarang kita
sempurnakan dulu maunya Allah. Dunia ini hanya tempat ujian dan penjara
bagi orang beriman. Tidak ada kebebasan bagi orang beriman selama di
dunia. Semuanya harus ikut aturan seperti dalam penjara. Bebas nanti
kalau masuk surganya Allah. Didunia ini kita di uji untuk ikuti perintah
Allah yang kelihatan hasilnya. Kalau dilihatin hasil dari 27 derajat
sholat maka kontan mesjid akan ramai jadi tempat antrian. Bahkan kini
yang taat terlihat susah dan yang tidak taat telihat senang. Ini karena
dunia ini adalah tempat untuk bersabar bagi orang beriman, senangnya
nanti di akherat.
Seperti dalam suatu kisah ada 2 orang
pemancing yang satu kafir yang satu beriman. Ketika mereka pergi mancing
ketempat yang sama, pada waktu yang sama, dengan perlengkapan yang
sama. Orang beriman mengucapkan bismillah ketika memancing dan yang
kafir mengucap nama tuhannya. Namun ketika selesai memancing yang kafir
mendapatkan hasil yang banyak sedangkan orang beriman tidak mendapatkan
satu ekor ikanpun. Malaikat bertanya kepada Allah mengapa demikian. Ini
karena hasil jerih payah orang kafir ini di balas di dunia sedangkan
orang beriman di akherat. Lalu Allah perlihatkan Neraka sebagai tempat
kembalinya orang kafir dan Allah perlihatkan surgabuat orang beriman
yang sabar. Maka para malaikatpun sepakat bahwa tidak ada artinya susah
di dunia bagi orang beriman dibanding kesenangan yang Allah berikan di
akherat. Dunia tempat sandiwara saja. Kini dipanggil adzan tidak ada
untungnya mendingan dagang di pasar banyak untungnya. Nanti dulu lihat
akhirnya, hanya orang-orang yang mau meyakini bahwa keuntungan hanya ada
di balik amal yang akan bahagia pada akhirnya. Hasil dari pasar hanya
bisa dinikmati ketika hidup, tetapi amal yang sedikit dapat dinikmati
sampai mati.
Alam dunia ini seperti mimpi kata ulama. Di dalam
mimpi seakan-akan kita memeluk harta kita seperti kenyataan, setelah
bangun ternyata hanya mimpi yang dipeluk bantal. Begitu juga di kubur
seperti terjaga dari mimpi, baru nangis-nangis menyesal, tidak ada
gunanya lagi. Nanya mana hartanya, mana rumahnya, mana mobilnya, kata
malaikat, “mimpi kamu.” Ada yang mimpi senang tau-tau setelah bangun
dalam keadaan susah. Ada yang mimpi susah setelah bangun dalam keadaan
senang. Ada di akherat orang yang taat tetapi hidupnya susa, tetapi
setelah diperlihatkan Kenikmatan Surga oleh Allah malah merasa dirinya
tidak pernah susah hidupnya. Begitu juga kesenangan kehidupan orang
kafir di dunia setelah di perlihatkan Neraka merasa tidak pernah hidup
senang ketika di dunia.
Sebenarnya yang kita perlukan adalah
bukannya harta, pangkat, ekonomi yang maju, tetapi Ridho Allah, hanya
ini tidak ada yang lain. Kalau Allah Ridho pada kita maka semuanya akan
beres. Untuk mendapatkan Ridho ini perlu usaha, sebagaimana para sahabat
berusaha mendapatkan Ridho Allah. Akan datang masa dimana seluruh yang
kita usahakan akan hilang dan yang dulu seperti cerita akan nampak nyata
menjadi kenyataan. Kalau mau lihat balasan terhadap amal nanti di
akherat kalau diminta sekarang rugi karena apa yang Allah berikan di
akherat tidak ada bandingannya. Kita ini punya kebiasaan mintanya
buru-buru, ini kerugian. Padahal yang Allah mau kita ini bersabar dulu.
Orang-orang yang masuk surga ini nanti adalah orang-orang yang mau
bersabar ketika di dunia. Sedangkan Surga ini adalah tempat untuk
memuaskan hawa nafsu bahkan dilipat gandakan oleh Allah nafsu kita
menjadi 100x. Jangan sampai tertipu dengan yang ada di dunia.
Apa
yang ada di Surganya Allah tidak ada bandingannya dan tidak sebanding
dengan yang ada di dunia. Rugi, bangkrut, kalau mau ditukar dengan
dunia, inilah orang-orang yang tertipu dan mau dibodohi.
1. Di
dunia perempuan yang cantik kalau berumur tua sudah tidak dapat
mendatangkan selera lagi. Kalau tidak mandi bisa bau apek, kalau tidak
dandan tidak keliatan cantiknya. Kalau kentut baunya bukan main.
Andaikata kita bisa melihat isi perutnya, pasti jadi jijik kita jadinya.
Kadang-kadang suka ngelawan pada kita. Tapi kalau di Surganya Allah,
dimana wanita langsung dibuat oleh Tangan Allah sendiri yang bersih dan
suci. Dikatakan kalau Bidadari ini diturunkan kedunia maka semua laki2x
akan berkelahi memperebutkannya. Bapak rela bunuh anak dan anak rela
bunuh bapaknya demi bidadari tersebut. Yang mati akan hidup jika
diperlihatkan bidadari tersebut. Pertama kali ngeliat bidadari kita akan
terpana, bengong selama 40 tahun sangking cantiknya, mengagumi
kecantikan bidadari tersebut, itupun baru pembantunya. Orang tersebut
harus melewati beberapa pintu untuk bertemu dengan bidadari yang
sebenarnya itupun setiap melewati pintu maka setiap bidadari yang
ditemui jauh lebih cantik dari yang sebelumnya. Yang dikatakan kulitnya
ini seperti telur yang baru dikupas kulitnya. Tidak pernah disentuh dan
dijamah oleh siapapun. Matanya bagaikan mutiara menyejukkan dan
menyenangkan jika dipandang. Tidak pernah mengeluarkan bau-bau yang
tidak menyedapkan. Suaranya indah, parasnya menawan. Semakin dipandang
semakin bertambah kecantikannya. Bajunya saja ada 70 lapis dan bila
setiap lapisan dibuka akan bertambah kenikmatannya. Tidak akan pernah
melawan kepada suaminya, selalu taat dan selalu dalam kondisi menghibur
suaminya. Hebatnya saat ini mereka merindukan kita. Dan disana kita akan
mempunyai Nafsu yang dilipat gandakan oleh Allah, syahwat yang tidak
pernah melemah.
2. Di dunia untuk pembantu saja, kita harus cari
dulu yang benar setia dan jujur. Belum lagi malasnya kalau kerja,
mukanya masem melulu kalau disuruh kerja. Tapi nanti di Surganya Allah,
Allah akan berikan pelayan-pelayan yang menyenangkan dipandang mata,
rajin-rajin. Pakaiannya bagus-bagus dari jenis laki-laki dan perempuan.
Mereka akan senantiasa melayani kita. Tidak ada lagi tuh pelayan yang
tidak jujur, yang tidak setia, yang mukanya tidak enak dilihat. Semuanya
ada disana untuk menyenangkan kita. Semuanya pelayanan kelas 1, makanan
apapun, kendaraan apapun, baju macam apapun yang akan kita minta akan
diberikan, semuanya kelas satu.
3. Di Surga, rumah yang Allah
Ta’ala berikan jauh lebih baik dari pada yang ada di dunia bahan
materialnya, designnya, luasnya, keindahannya, tidak sebanding dengan
yang ada di dunia. Cukup dengan usaha yang sedikit, satu Subhanallah
saja, Allah mampu berikan rumah yang jauh lebih baik di Surga, seperti
kerajaan dan kita adalah rajanya. Disini kalau mau buat rumah usahanya
musti keras, dan dengan kredit lagi. Bahannya hanya terbuat dari koral
bata, dan kayu. Tapi disurga, Allah akan bangunkan Istana yang bahannya
terbuat dari mutiara, emas dan permata. Didalam Istana itu kita bisa
memasukkan aliran sungai atau mengeluarkannya sesuka hati kita.
Lantainya ada yang terbuat dari kaca sehingga kita bisa melihat air
mengalir dibawahnya. Tangganya terbuat dari emas permata, dan didalam
Istana itu terdapat tujuh puluh kamar, yang didalamnya telah siap
bidadari-bidadari melayani kita disetiap kamar. Belum lagi makanannya
bermacam-macam yang setiap makanannya dapat mempunyai tujuh puluh rasa.
Setiap dicoba semakin bertambah kenikmatannya.
4. Belum lagi
kemampuan kita yang Allah kasih di Surga seperti Tingginya nabi Adam AS,
Parasnya Yusuf AS, Suaranya Daud AS, Kekuatannya Musa AS, Umurnya Isa
AS, Akhlaqnya Rasullullah SAW dan ditambah satu kelebihan lagi yang
kelebihan ini tidak pernah Allah kasih kepada mahluk lain selain
manusia. Yaitu kekuatan “Kun Fa Ya Kun” nya Allah, apapun yang kita
minta disurga akan terjadi.
5. Luasnya Surga, bagi yang terakhir
masuk Surga saja ini Allah berikan 10x lipat lebih luas daripada langit
dan bumi. Ada yang masuk seperti bangsawan, ada yang masuk seperti
raja-raja tergantung pada amalnya masing-masing. Semuanya disambut
disurganya masing-masing.
Jadi jangan sampai tertipu dengan
dunia yang ada sekarang dan jangan mau dibodohi. Allah pingin kita masuk
Surga makanya Allah kirim sampai dengan 124.000 Nabi. Kita harus
pikirkan ini dari sekarang. Prinsip hidup itu bukannya bagaimana nanti ?
tapi nanti bagaimana ? kecuali yang tidak mau masuk surga yaitu orang
tertipu dan dibodohi oleh dunia. Inilah mengapa Ali RA pernah berkata
dia pernah mendengar Nabi SAW bersabda Mahfum :
“Tidak sempurna Iman kamu sebelum kamu mempercayai Apa yang ada ditangan Allah lebih baik daripada yang ada ditanganmu.”
Iman
ini walaupun sebesar biji debu, Allah akan gantikan kerajaan 10 kali
lipat lebih besar dari dunia dan seisinya. Padahal untuk orang yang
keluar dijalan Allah ini setiap pahala dikali 700.000 kali itu buat yang
belum nikah, kalau sudah dikali 70 kali lagi, jadi 49.000.000 pahala.
Sedangkan satu pahala saja Allah kasih 10x lebih besar dari langit dan
bumi. Jawabannya Tidak pernah terdengar oleh telinga, tidak pernah
terlihat oleh mata, tidak pernah terbesit dalam hati. Inilah Kehebatan,
Kekuasaan, dan Kekayaan Allah.
Iman ini lakunya selama masih
belum kelihatan, masih ghaib, lalu kita percaya dan kita takut ini Iman
namanya. Seperti percakapan antara Allah dan malaikatnya yang baru
datang mengunjungi manusia yang baru selesai buat amalan. Allah bertanya
kepada malaikat walaupun Allah Ta’ala telah mengetahuinya, firmannya,
“Dari mana kalian ?” Malaikat menjawab, “Kami dari mengunjungi hambamu,
yang mengingatmu.” Lalu Allah bertanya, firmannya, “Apakah mereka pernah
melihatku ?” jawab malaikat, “Tidak pernah ya Allah.” Allah berfirman
kembali, “Bagaimana jika mereka melihatku ?” malaikat menjawab, “Mereka
akan tambah rajin beribadah kepadamu.” Allah berfirman kepada para
malaikat, “Apa yang mereka Minta ?” Malaikat menjawab, “Surgamu ya
Allah”, Allah berfirman, “Apakah mereka pernah melihat Surga ?” jawab
Malaikat, “Belum pernah ya Allah”, Allah berfirman, “Apa yang mereka
takuti ?” jawab malaikat, “Nerakamu Ya Allah”, Allah berfirman, “Apakah
mereka pernah melihat Neraka tersebut?”, Malaikat menjawab, “Belum
pernah ya Allah.” Lalu Allah berfirman, “Maka saksikanlah oleh kalian
aku akan memberikan apa yang mereka minta dan menjauhkan mereka dari apa
yang mereka takuti.” Ini baru namanya Iman yaitu ketika belum melihat
tapi meyakininya.
Tapi nanti di akherat ketika semua yang ghaib
dan yang terdengar seperti cerita ketika di dunia telah menjadi
kenyataan, baru orang-orang semuanya sepakat, “Ya Allah kami melihat dan
kini kami bersaksi, kirimlah kami balik ke dunia, kami akan beriman dan
beramal kepadamu.” Tetapi ketika itu yang namanya Iman dan Tobat sudah
tidak laku lagi. Penyesalan tidak akan diterima dan kita tidak akan
dibalikkan ke dunia lagi. Setetes air mata yang keluar karena Allah
ketika di dunia, ini dapat memadamkan api neraka. Tetapi di akherat
nanti nangis tidak ada gunanya, walaupun air mata itu keluar banyak
sampai menjadi air mata darah lalu menjadi nanah, tetap aja tidak dipe
duliin oleh Allah. Semua pintu tobat sudah di tutup oleh Allah. Bahkan
Allah tidak suka dipanggil-panggil namanya oleh mereka, ahli neraka,
sehingga suara mereka Allah ubah menjadi suara keledai.
Sedangkan
kini kita dalam program transmigrasi di akherat. Orang-orang sibuk
mudik pulang kampung. Padahal kamupung kita yang sebenarnya adalah
akherat. Dunia ini adalah tempat kerja untuk Allah, apa yang Allah mau
harus kita ikuti. Nanti di akherat tinggal kasih laporan kerjanya.
Sahabat nanya kepada Rasullullah siapakah orang yang palin pinter itu.
Rasullullah SAW tidak menjawab orang yang punya titel, harta yang
banyak, perusahaan yang besar, rumah yang mewah, pangkat yang tinggi
bukan itu. Tetapi Rasullullah SAW menjawab orang yang pintar itu adalah
orang yang senantiasa mengingat mati. Dengan begitu dia akan
mempersiapkan amalnya untuk hari nanti. Tapi masalahnya kini banyak dari
kita yang over confidence, terlalu yakin, terhadap Iman kita menjelang
sakratul maut, merasa aman saja. Padahal menjelang sakratul maut ini
tidak ada jaminan orang mampu meninggal dengan membawa Iman. Jadi kita
kini jangan merasa aman dulu dengan keadaan Iman kita. Umar RA saja yang
sudah dijamin Surganya oleh Allah Ta’ala masih merasa takut akan
kondisi Iman dan Amalnya menjelang mati. Dia bilang, “Andaikata dosa
Umar seimbang dengan kebaikan yang Umar dibuat maka itu telah cukup
bagiku.” Apalagi kita kini yang belum ada jaminannya.
Mati dan
Akherat merupakan urusan yang paling penting saat ini. Ketika kita
sedang makan untuk hidup tiba-tiba kantor manggil, lalu makan kita
tinggalkan karena panggilan kantor lebih penting. Begitu juga ketika di
kantor, istri sakit manggil kita, lalu kita pulang karena panggilan
istri lebih penting. Dan mati ini perkara yang pasti dan perkara yang
lebih penting dari semuanya. Tidak bisa ditunda-tunda, dan tidak bisa
kompromi dengan malaikat maut. Orang yang pinter ini adalah orang suka
inget mati dan mempersiapkan diri untuk mati. Bukannya mempersiapkan
harta untuk mati, rumah besar, pakaian-pakaian yang indah, ini semua
tidak akan laku di kubur.
Di dunia ini tidak ada yang pasti,
yang pasti hanya mati. Orang kini bisa kaya, besok tidak ada jaminan dia
masih bisa dalam keadaan kayak bisa aja jatuh miskin karena utanglah,
bangkrutlah. Saat ini kita bisa dalam keadaan sehat, tetapi semenit dari
sakarang, sejam dari sekarang, kita bisa jatuh sakit. Hari ini kita
berpangkat, tau-taunya besok kita dipecat, dan lain-lain. Yang pasti
hanya Mati. Sahabat melangkah dengan kaki kiri tetapi tidak yakin masih
bisa melangkah dengan kaki kanan. Tetapi kini kita sukanya merancang
jauh-jauh kedepan, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi. Padahal semua ini tidak
ada jaminan. Ini namanya panjang angan-angan. Kita akan dibangkitkan
sebagaimana kita dimatikan. Hidup penuh amal dan ketika mati dalam
keadaan beriman dan membawa amal maka bangkit akan dalam keadaan beriman
dan membawa amalan. Tetapi jika hidup penuh maksiat dan mati dalam
keadaan membawa murka Allah maka ketika dibangkitkan dia akan bangkit
dengan membawa murka Allah dan membawa dosa-dosa maksiatnya.
Hazrat Ibnu Umar RA, memberi nasehat :
“Ketika
kamu dipagi hari janganlah menunggu waktu malam, ketika kamu dimalam
hari janganlah kamu menunggu waktu pagi. Persiapkan dirimu untuk masa
sakitmu ketika masih sehat dan persiapkan bekalmu untuk mati ketika kamu
masih hidup.”
Jadi jangan nunggu-nunggu lagi dalam beramal
kapan ada waktunya kerjakan, karena waktu ke depan tidak ada jaminannya.
Sahabat Saad bin Abi Waqqash RA ditanya Nabi bagaimana dia sholat ?
Saad RA menjawab saya sholat Ashar seakan-akan saya tidak akan dapat
hidup sampai Maghrib. Saya sholat maghrib seakan-akan saya tidak akan
hidup sampai waktu Isya, dst. Bahkan ada Sahabat yang berkata saya salam
kekanan seakan-akan saya tidak bisa salam ke kiri. Itupun masih
dibilang panjang angan-angan oleh Rasullullah SAW.
Hari ini dibagi 3 :
1. Kemarin Tidak akan kembali lagi sampai kapanpun
2. Hari Esok Tidak ada jaminan masih hidup, panjang angan-angan
3. Saat ini Waktu terbaik untuk beramal
Ali RA berkata :
1. Jika hari ini sama dengan hari yang kemarin, rugi namanya.
2. Jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin bangkrut namanya
3. Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, ini baru beruntung
“Demi
Masa, Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali orang yang
beriman, beramal sholeh, dan yang saling nasehat-menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran.” ( Al Ashr : 1-3 )
Menurut Allah semua
manusia dalam keadaan merugi karena mereka tidak bisa memanfaatkan waktu
dalam beramal. Amal yang tidak dilakukan dalam waktu yang telah lewat
tidak akan bisa dapat ditebus, kita hanya dapat beramal untuk waktu yang
sekarang. Waktu yang akan datang tidak ada jaminan. Jadi kita perlu
memikirkan Iman kita dan amal kita saat ini. Iman dan Amal penting
tetapi usaha atas Iman dan Amal lebih penting lagi. Iman dan Amal tidak
bisa datang dengan membaca buku tetapi harus lewat pengorbanan. Ini
resep dari Allah. Jika pengorbanan kita diterima maka Allah akan
memberikan kita kefahaman-kefahaman dan kekuatan untuk mengamalkan agama
secara sempurna. Kini mau makan harus usaha cari makan, mau uang harus
usaha cari uang. Tidak bisa uang dan makanan datang sendiri, ini
sunatullah. Caranya dengan meninggalkan rumah. Begitu juga dengan Iman
dan Agama. Tidak bisa datang sendiri, harus diusahakan. Sebagaimana para
Nabi dan sahabat usaha atas Iman dan Amal, yaitu dengan pengorbanan,
tinggalkan rumah, anak, dan isteri.
Iman dan Amal ini seperti
Iklan, tidak bisa dengan mendengarkan saja atau melihat saja, tetapi
harus dipraktekkan. Seperti Ikaln pepsodent, kalau mau tau kegunaannya
maka harus dibeli dan dipake, tidak bisa dengan hanya melihat iklannya
saja. Kalau kita mau Iman dan Amal maka harus segera praktek, nanti
Allah kasih tau kegunaannya.
sumber : http://usahatasiman.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment