Bayan Jumidar : Rudi Farid (Bandung)
20 Januari 2002
Masjid Al Amanah
Desa Ranca ekek, Bandung
Bayan Magrib
Jika Allah SWT sudah mencintai hambanya maka Allah akan memberikan
kepada hambanya itu perkara yang paling penting yaitu Agama. Allah akan
mudahkan orang itu untuk amalkan agama. Sebaliknya jika Allah sudah
tidak suka atau murka dengan hambanya maka Allah akan jauhkan dia dari
amal-amal Agama dan Allah akan matikan dia dalam keadaan bermaksiat
kepada Allah Ta’ala.
Nikmat tertinggi dari Allah adalah pertolongan dari
Allah dalam melakukan ketaaatan terhadap perintah-perintahNya. Dari 6
Milyar manusia semuanya Allah kasih nafas, penglihatan, pendengaran,
detak jantung, sinar matahari, tetapi hanya orang tertentu yang Allah
kasih nikmat ketaatan. Hari ini kita suka iri sama yang namanya status
dan kebendaan yang dimiliki orang. Jangan sampai salah faham itu semua
hanya titipan dari Allah, sebagai amanah, apakah kita bisa dapat
dipercaya. Apakah kita bisa menggunakannya sesuai dengan yang Allah mau.
Semua yang namanya status dan kebendaan ini, Allah berikan untuk
dimiliki oleh semuanya bahkan kepada musuh-musuh Allah sekalipun. Ini
yang namnya sifat Rahman, Maha Pemberi, Allah.
Didunia ini siapa yang sanggup mengampunkan dosa, menaikkan derajat,
memberikan banyak kebaikan, ini hanya Allah yang bisa lakukan. Ini bisa
dilakukan hanya dengan melangkahkan kaki kita ke mesjid lima kali sehari
tiap hari. Hanya dengan menjaga sholat berjamaah di mesjid di awal
waktu Allah mampu menyelesaikan seluruh masalah kita sebelum dan sesudah
mati. Di dunia ini hanya dengan menjaga sholat saja, Allah berikan kita
keberkahan Rizki. Sesudah mati Allah akan angkat siksa kubur kita, di
Mahsyar diberi buku amal ditangan kanan, melewati shirath secepat kilat,
dan masuk surga tanpa hisab. Ini semua masalah yang akan dihadapi semua
orang dan yang semua orang cemaskan. Semua dapat Allah selesaikan hanya
dengan menjaga sholat.
Namun orang yang dapat melangkahkan kakinya ke mesjid hanya
orang-orang yang yang dipilih Allah saja walaupun orang itu berilmu,
kuat tenaganya, banyak hartanya, dekat rumahnya dengan mesjid, semua ini
tidak ada jaminannya. Walaupun ini kelihatannya mudah tapi tidak semua
orang dapat melakukannya, hanya orang-orang pilihan saja. Allah
mengundang kita lima kali sehari untuk datang kerumahnya karena ada
acara, bagaimana kalau presiden mengundang kita ke Istana untuk
menghadiri acara kepresidenan. Hari ini orang mau ketemu presiden aja
harus mengeluarkan uang banyak dan usaha yang keras, jadi pejabat dulu,
buat yayasan yang besar dulu, buat partai dulu dan lain-lain. Kalau kita
cukup dengan sujud saja, itu sudah saat yang paling deket dengan Allah,
yaitu rajanya para raja dan presiden. Dan ini Allah undang 5 kali
sehari. Dan yang dipanggil Allah ini hanya orang beriman saja, yaitu
yang ketika dipanggil ia datang. Seperti kita manggil tukang baso, kalau
memang yang dipanggil itu tukang baso, maka dia akan datang memenuhi
panggilan kita, kalau tidak datang cuek aja berarti dia bukan tukang
baso mungkin tukang asongan, bubur ayam, atau yang lain. Begitu juga
orang beriman yang dipanggil Allah untuk datang kerumahnya, yang datang
dan yang nyaut itulah orang beriman.
Dalam Mahfum Hadits Nabi SAW :
“Jika kamu melihat ada orang yang kerjanya mondar mandir ke mesjid saksikanlah bahwa orang itulah orang yang beriman.”
“Nanti Allah akan bertanya kepada para Malaikat dimana
tetangga-tetangganya, lalu para malaikat akan bertanya, “Siapakah
tetangga-tetanggamu ya Allah ?” Lalu Allah berfirman,
“Tetangga-tetanggaku adalah orang-orang yang memakmurkan mesjidku.”
Hari ini di acara-acara kalau ada artis yang dateng buat pertunjukan
maka orang-orang akan ramai-ramai datang. Namun jika dalam acara itu
tidak ada amal maka tidak akan ada nilainya disisi Allah. Beda dengan
acara mudzakaroh di mesjid, walaupun tidak ada artis yang datang hanya
beberapa orang saja tetapi ini punya nilai disisi Allah. Majelis seperti
ini akan dihadiri oleh malaikat sebagai tamu yang lebih mulia dari pada
artis. Malaikat ini datang beramai-ramai bersusun-susun sampai ke arasy
Allah. Tetapi ke acara yang tidak ada amal walaupun banyak artisnya
malaikat tidak akan datang. Segala sesuatu mendatangkan nilai disisi
Allah jika ada Iman dan Amal. Dunia ini disisi Allah tidak ada nilainya
walaupun itu hanya sebelah sayap nyamuk. Kenapa hari ini Allah tidak
lepaskan angin sekuat-kuatnya seperti topan, kenapa tanah tidak Allah
getarkan seperti gempa yang dahsyat, kenapa gelombang air masih Allah
berikan ukuran batasan ketinggian, bumi masih bisa bergelantungan
berputar mengelilingi matahari tanpa ada tali atau tiang tetapi tidak
bertabrakan, ini semua karena masih adanya orang beriman. Jika tidak ada
Iman dan Amal maka Allah tidak akan ragu-ragu menghancurkan semuanya.
Hari ini orang demi yang namanya kesehatan mereka rela pergi keluar
negeri habiskan biaya yang banyak korbankan harta benda. Ini dikarenakan
kesehatan dimata mereka lebih mahal dan lebih bernilai dari harta benda
yang mereka miliki. Berapa banyak orang yang korbankan seluruh hartanya
demi kesembuhan dan kesehatan. Berapa banyak orang yang korbankan
hartanya agar kencingnya tidak macet lagi, nafasnya bisa normal lagi,
penglihatannya bisa pulih lagi, dan lain-lain. Orang dipaksakan berolah
raga demi mendapatkan yang namanya kesehatan. Tapi rencana Allah lain,
ditengah jalan ketika berolah raga atau dalam pengobatan tau-taunya
mati. Maka semua rencana-rencana yang mereka usahakan menjadi sia-sia.
Dikubur gak ada iman dan amal maka masalah jadinya. Tidak ada kata sakit
lagi atau perlu olah raga lagi, yang ada hanya ada pertanyaan mengenai
Iman dan Amal, bukannya ada atau tidaknya berolah raga waktu hidup.
Kini manusia sibuknya hanya memperbaiki keadaan, karena mereka merasa
dibalik keadaan ada kebahagiaan. Seperti kalau ada uang pasti bahagia
dan kalau tidak ada uang pasti menderita, kalau ada mobil pasti bahagia
dan kalau tidak ada mobil pasti menderita. Kalau ada ini dan itu pasti
bahagia, kalau tidak ada ini dan itu pasti menderita. Ini sangat tidak
benar dan keliru, dan ini yang namanya salah faham. Kebahagiaan manusia
itu sebetulnya tidak ada hubungannya dengan keadaan-keadaan. Yang
namanya kebahagiaan itu sebenarnya apabila manusia dapat menjalankan
perintah-perintah Allah dalam berbagai keadaan. Kalau menurut kita, kini
yang namanya kebahagiaan itu masih tergantung pada keadaan-keadaan.
Kalau banyak duit kita bahagia, kalau tidak ada duit kita akan susah.
Ini yang namanya keadaaan, padahal menurut Allah tidak begitu. Allah
dapat membahagiakan siapa saja dalam keadaan apa saja. Dan yang Allah
mau adalah agar kita taat dalam segala keadaan, nanti Allah buat
keadaan-keadaan untuk bahagiakan kita. Mau ada uang atau tidak ada uang
tidak ada masalah. Allah mampu membuat kita senang dalam keadaan susah
dan Allah mampu buat kita susah dalam keadaan senang. Seperti nabi SAW
dapurnya tidak mengepul selama 3 bulan tetapi setiap pulang beliau
berkata Bayyiti Jannati, rumahku surgaku. Dalam keadaan susah Allah
mampu memberi kesenangan penghuni surga kepada Nabi SAW. Beda dengan
Firaun yang Allah telah buat dia susah dikerajaannya sendiri. Firaun
dibalik kesenangan yang nampak Allah telah buat dia menderita dan merasa
susah. Jadi Allah mampu melakukan segalanya. Allah Maha Kuasa, Dia yang
menciptakan segala sesuatu, selain Allah tidak bisa apa-apa. Allah
tidak bergantung pada keadaan-keadaan untuk dapat membahagiakan kita.
Allah tidak perlu mahluk, tetapi mahluk perlu Allah. Ini perlu kita
yakini.
Kini kalau kita suruh manusia untuk membuat daun siapa yang bisa,
sementara ada berapa milyar daun yang Allah telah buat dari jaman Nabi
Adam AS sampai sekarang. Bagaimana Bayi yang lahir dari jaman Nabi Adam
AS, sampai sekarang, dari matanya, mulutnya, rambutnya, badannya,
tingginya, semuanya Allah ciptakan dengan perbedaan-perbedaan, Allah
tidak pernah kekurangan stock mata, rambut, mulut, dan lain-lain. Allah
Maha Kaya dan kekayaan Allah ini tanpa batas. Allah Maha Kuasa, dan
kekuasaannya tanpa batas.
Allah menciptakan segala sesuatu dengan sifat-sifat, dan sifat-sifat
ini adalah milik Allah. Air mempunyai sifat menenggelamkan, sifat
menenggelamkan ini adalah Allah yang kasih. Sifat panas pada Api, inipun
panasnya api atas izin dari Allah Ta’ala. Seluruh sifat-sifat yang ada
pada mahluk Allah ini dapat berubah ubah tergantung pada keinginan Allah
Ta’ala. Contoh, Api yang panas dapat menjadi menyejukkan dan
menyelamatkan bagi Ibrahim AS. Atas perintah Allah api yang mempunyai
sifat membakar menjadi menyejukkan dan menyelamatkan bagi Ibrahim AS.
Air yang mempunyai sifat menenggelamkan dapat menjadi keras seperti
dinding yang dilewati oleh Bani Israil dan Nabi Musa AS. Jadi semuanya
ini dapat berubah-ubah tergantung keinginan dari Allah Ta’ala.
Begitu juga Matahari terbit dan terbenam atas aturan Allah Ta’ala.
Semua planet yang ada berputar tidak saling berbenturan ini karena yang
mimpin adalah Allah Ta’ala, semuanya bergerak atas komando Allah Ta’ala
sendiri. Planet-planet dan bintang-bintang yang jumlahnya milyaran
bergerak tidak berbenturan padahal tidak ada rel yang mengatur
peredaran. Kalau kereta bergerak tidak diatas rel pasti akan terjadi
tabrakan. Tapi lihat bintang-bintang, planet-planet, matahari semuanya
bergerak tanpa ada relnya. Ini karena semuanya Allah yang pimpin, dan
semuanya dibawah komandonya Allah Ta’ala. Coba kalau matahari telat
datangnya, atau kalau planet-planet bergerak asal-asalan sesukanya pasti
akan berantakan saling tabrakan. Tapi ini semua tidak terjadi karena
yang mengaturnya adalah Allah Ta’ala. Tidak ada yang bergerak
sendiri-sendiri, semuanya bergerak menurut tertib yang Allah kasih.
Allah tidak pernah tidur atau mengantuk dalam pemeliharaannya, dan Allah
tidak pernah letih dalam menjaganya. Semuanya dalam 24 jam dibawah
pengawasan Allah Ta’ala. Jadi semua yang kita lihat ini dibaliknya ada
kekuasaan Allah Ta’ala dan ada aturan Allah Ta’ala. La Illaha Illallah.
Bagaimana Jantung berdetak dalam diri kita, tanpa perlu kita
repot-repot ngatur detaknya. Kita tidak perlu pusing mikirin darah yang
harus keluar masuk dari jantung sebanyak 12 liter darah per menit, 2200
galon per hari. Ini semua siapa yang ngatur darah keluar masuk, kita
tidak bisa merintah jantung tetapi jantung tetap aja bergerak sendiri,
dan jumlah darah yang keluar masukpun tidak pernah meleset. Kalau Allah
kasih kita urus detak jantung dan ngurusin darah yang keluar masuk
mungkin waktu kita habis ngurusin jantung. Jadi Jantung ini berdetak
dibawah komando Allah, Allah yang ngatur, dan Allah yang pimpin jantung
tersebut. Sekarang berapa milyar Jantung yang Allah atur saat ini. Kalau
jantung Allah putuskan untuk berhenti maka tidak ada yang bisa
mencegahnya. Semuanya Allah yang pimpin dan semuanya berjalan atas
aturan dari Allah Ta’ala. La Illaha Illallah.
Bagaimana dengan Nafas yang keluar masuk ke dalam paru-paru kita,
tanpa perlu kita atur-atur. Coba kalau Allah serahkan urusan nafas pada
kita, mungkin pas tidur bisa bisa kita kelupaan mengurus nafas kita.
Kalau Allah sudah perintahkan paru-paru ini untuk berhenti maka mau kita
pompa pake tabung gas pun paru-paru tetap aja tidak akan bergerak lagi.
Bagaimana air masuk ke badan atas aturan dari Allah Ta’ala, kita
tidak perlu repot-repot mikirin air harus pergi kesini atau kesana
didalam badan. Coba kalau air masuk ke lobang paru-paru, apa jadinya.
Jadi mengalirnya air dibadan kita ini atas aturan Allah Ta’ala. Allah
yang mimpin dan Allah pulalah yang mengatur. Jadi kita semua ini sangat
bergantung kepada Allah Ta’ala. La Illaha Illallah.
Hanya ada satu yang mampu memberikan segala sesuatu yang kita
perlukan, yaitu hanya Allah Ta’ala yang mampu lakukan. Allah Ta’ala
kasih air, makanan, pakaian, kendaraan, semuanya dari mana asalnya.
Manusia hanya bisa merubah-rubah atau mengolah saja tetapi tidak ada
yang bisa menciptakan sebagaimana Allah Ta’ala telah ciptakan daun dan
tidak ada satu manusiapun yang mampu.
Allah telah ciptakan tanah dan dari tanah yang sama keluar berbagai
macam tumbuhan, buah-buahan, makanan dan lain lain, tidak ada
habis-habisnya. Semuanya Allah yang mengeluarkan dari tanah dan Allah
tidak pernah kekurangan dan tidak pernah kehabisan. Tidak ada dalam
kamus Allah yang namanya kekurangan stock. Dari tanah yang sama bisa
mengeluarkan padi, jagung, buah, dan lain-lain. Kita tinggal menanam
selebihnya Allah yang melakukan, yang mendatangkan panas yang cukup,
hujan yang cukup, kesuburan tanah. Ini semuanya hanya Allah yang
mengerjakan dan hanya Allah yang mampu. Kita tinggal nunggu dan
memodifikasi sedikit, seperti dari serat bambu menjadi kertas, dari
karet menjadi ban, dan lain-lain. Tetapi pada dasarnya semuanya dari
Allah. Coba kalau manusia disuruh buat karet, kapas, gandum, mana bisa.
La Illaha Illallah.
Sekarang yang kita perlu belajar adalah yakin yang betul tidak cukup
dengan hanya tau saja. Apa yang perlu kita yakini ? yang perlu kita
yakini adalah Hanya Allah yang bisa selain Allah tidak bisa apa-apa.
Semua orang pingin bahagia, pingin merasa cukup, tidak ada yang mau
susah. Ini semua hanya Allah yang tau persis caranya, selain Allah tidak
ada yang tau bagaimana caranya.
Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman Mahfum :
“Wahai hamba-hambaku Aku punya Kehendak kalian punya keinginan. Jika
kalian penuhi KehendakKu maka Aku akan penuhi Keinginanmu. Jika kalian
tidak penuhi KehendakKu maka aku akan persulit dirimu mencapai
keinginanmu. Tetapi percayalah hanya KehendakKu yang akan terjadi.”
Kalau kita mau ikuti kehendak Allah nanti Allah akan bantu kita dan
penuhi keinginan kita. Semua keadaan nanti akan Allah buat untuk
memenuhi keinginan kita. Kita harus percaya dan yakin kalau Allah bisa
buat apa saja. Jangan terlalu percaya pada akal, apa yang diakal belum
tentu bener. Kini karena akal, kehebatan Allah jadi hilang. Kini mana
ada orang yang percaya ada orang lahir tanpa ibu dan bapak, tapi Allah
telah ciptakan Adam AS tanpa ibu dan bapak. Kini tak ada yang akan
percaya kalau laki-laki bisa melahirkan perempuan, padahal Allah telah
lahirkan Hawa AS dari Adam AS. Begitu juga tentang anak lahir tanpa
bapak, seperti Isa AS. Jadi pertama kita perlu yakini dulu kalau Allah
kuasa dan hanya Allah yang bisa selain Allah tidak bisa apa-apa. Jangan
sampai salah bergantung dan jangan sampai tertipu. Semuanya tidak ada
yang memberikan apa yang kita perlukan, yang bisa hanya Allah.
Kunci kesuksesan itu hanya ada pada Allah Ta’ala, jadi kini yang
perlu kita lakukan adalah buat sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala.
Kalau kita ada hubungan baik dan sambungan yang benar dengan Allah
Ta’ala maka semuanya akan beres, tidak ada masalah. Hanya dengan cara
mempunyai sambungan yang benar dengan Allah baru Allah berikan
kesuksesan. Kesuksesan itu tidak Allah letakkan pada keadaan-keadaan
seperti miskin atau kaya, sakit atau sehat. Kesuksesan itu adalah ketika
Sehat kita taat dan ketika sakit tetap taat, ini baru sukses. Ketika
kaya taat dan ketika miskinpun tetap taat, ini baru sukses. Punya
sambungan yang baik dengan Allah maka hidupnya akan baik. Tetapi jika
tidak ada sambungan dengan Allah walaupun punya banyak harta dan
kekuasaan yang luas maka hidupnya akan penuh masalah seperti Firaun dan
Qorun.
Agar kita bisa nyambung dengan Allah Ta’ala makanya kita perlu Agama.
Hanya dengan Agama kita bisa nyambung dengan Allah Ta’ala, karena Agama
ini isinya adalah keinginan dan kehendak Allah. Nanti hanya Orang yang
nyambung dan punya hubungan baik dengan Allah Ta’ala yang akan
dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Bagaimana Ibrahim AS punya sambungan yang
benar dan hubungan baik dengan Allah Ta’ala sehingga api yang panas
dibuat sejuk oleh Allah Ta’ala. Ini secara logika tidak kena dan tidak
mungkin, tetapi bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin, semuanya
mungkin2x aja, dan Allah masih banyak cara lagi yang kesannya tidak
mungkin oleh akal. Bagaimana Yunus AS Allah Ta’ala pelihara dalam perut
Ikan di kedalaman laut. Ini semua dapat terjadi karena mereka punya
hubungan baik dan sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala. Yang paling
penting Iman dan Amal jika ini ada maka semuanya akan beres.
Allah dapat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan akal sesuka
Allah. Walaupun secara logika tidak masuk diakal tetapi apa yang Allah
telah buat ada kenyataan dan faktanya. Seperti kisah pemuda yang hidup
tanpa minum dan makan 309 tahun tertidur di goa. Ini siapa yang bisa
percaya kalau ada manusia dapat hidup tanpa minum dan makan. Jadi siapa
yang menghidupkan ? Allah. Atau seperti Bayi Musa AS yang dicari-cari
Firaun musuh Allah, yang sampai-sampai membuat Firaun membunuh 70.000
bayi tiap tahunnya agar Bayi Musa AS dapat dimusnahkan. Tetapi apa yang
Allah buat, Allah mampu buat bayi Musa AS selamat dari pembunuhan massal
bahkan dibawa langsung oleh Allah ke istana Firaun dan dirawat dibawah
naungan Firaun laknatullah Alaih. Ini siapa yang bisa buat seorang Raja
merawat musuhnya sendiri. Ini semua adalah kerjaan Allah, tidak ada yang
tidak mungkin bagi Allah. Bagaimana Nabi SAW dapat selamat dari kejaran
100 pedangnya pendekar-pendekar terbaik orang Quraish hanya dengan
sarang laba-laba. Padahal sarang laba-laba ini rumah yang paling rapuh
kena tiup angin saja bakal rusak dan pendekar-pendekar Quraish itu kalau
melihat kebawah kakinya maka Nabi SAW dapat terlihat tetapi tidak ada
yang mampu menundukkan kepalanya untuk melihat ke bawah. Ini menunjukkan
betapa lemah logika dan kekuatan manusia disisi Allah. La Illaha
Illallah.
Saat ini, yang paling penting adalah bagaimana kita fikirkan diri
kita agar bisa menjadi hamba yang baik. Jika kita bisa menjadi hamba
yang baik maka nanti Allah akan berikan kita kebaikan-kebaikan yang
banyak sekali, di dunia dan di akherat. Kini kita lihat anjing aja yang
baik dengan tuannya, maka tuannya akan menyediakan segala kebutuhannya
dan akan merawatnya. Dia akan dimandikan, di sediakan makanannya, sakit
dibawa kedokter hewan, bahkan kini ada salon dan restoran untuk anjing
agar anjing ini bisa senang. Beda dengan anjing liar, tidak patuh pada
majikannya, maka dia akan dibiarkan, makan nyari sendiri susah-susah,
dikejar-kejar orang mau dipukulin, tidak ada yang ngerawat, tidurnya
tidak enak. Bagaimana dengan manusia jika dia mau jadi hamba yang baik,
maka semuanya akan Allah bereskan kebutuhan dan masalahnya.
Yang paling baik adalah bagaimana kita ini jadi hamba saja yang baik
dijamin tenang dan senang, Hayatun Thoyibah. Contohnya, seorang anak
kecil ngtidak pernah pusing mikirin listrik, air, makan, baju baru,
karena ia yakin orang tuanya akan menyelesaikan segala urusannya. Nah
kalau kita punya keyakinan seperti ini maka Insya Allah kita bisa
mendapatkan Hayatun Thoyibah. Nabi SAW pernah berkata :
“Allah lebih mencintai hambaNya melebihi seseorang Ibu kepada anaknya 70 kali lipat”
Seharusnya dengan hadist ini kita bisa lebih santai menghadapi hidup
ini melebihi santainya seorang anak kecil. Karena kita yakin Allah akan
menyelesaikan masalah-masalah kita sebagaimana seorang ibu menyelesaikan
masalah anaknya.
Inilah yang diajak Nabi-nabi dari dulu dan ini yang Allah mau kita
jaga. Sampai-sampai Allah kirim 124.000 nabi-nabi agar kita semua dapat
selamat dan punya yakin yang benar. Selamat dari adzab Allah di dunia
dan di akherat. Jangan sampai tertipu dan jangan sampai salah
bergantung, inilah yang diajak nabi-nabi. Gantungkan diri kita hanya
pada Allah karena dari dulu orang-orang yang menang, sukses, dan bahagia
dunia dan akherat hanya orang-orang yang punya hubungan baik dengan
Allah dan gantungan yang benar. Kalau ada perlu minta aja langsung pada
Allah, Allah seneng diminta. Tidak usah takut, kita ada Allah yang
semakin diminta semakin seneng. Allah hanya perlu kita yakin seperti
yakinnya anak kecil, yaitu yakinnya anak pada orang tuanya. Uang tidak
bisa buat apa-apa, kalau kita dikejar anjing apakah anjing dapat disogok
? La Illaha Illallah.
Di alam arwah Allah telah bertanya pada semuanya, “Apakah Aku Rabbmu
?” semua mengakui dan sepakat bahwa Allah adalah Rabb kita. Jadi dunia
ini adalah tempat untuk menguji apa yang telah kita sepakati dan kita
akui di alam arwah. Masalahnya kebanyakan dari kita setelah sampai di
alam dunia, Allahnya tidak keliatan. Allah tidak pernah berubah, tetapi
kitanya yang berubah. Dari jaman Adam AS sampai sekarang Allahnya tetap
sama dan tidak berubah, tetapi kitanya yang selalu berubah-ubah kepada
Allah. Keyakinan kita berubah-ubah ketika di dunia. Nanti di kubur akan
ditanya lagi, kalau jawabannya benar maka akan dikatakan benar. Kalau
jawabannya bohongpun nanti Allah akan kasih tau.
Orang yang beragama, baik ibadahnya, ini tidak otomatis dia jadi
kaya, atau pangkat naik. Tetapi agama ini adalah memberikan keberkahan
yaitu menghilangkan ketakutan dan kesusahan walapun miskin. Dengan agama
ini Allah akan masukkan rasa kaya walaupun dia hidup miskin. Sekarang
masalahnya adalah hati yang miskin, hati yang selalu merasa kurang,
tidak pernah cukup, selalu was-was. Inilah masalah semua orang hari ini.
Tapi karena Allah ini Maha Baik maka Allah berikan kita agama. Jadi
agama itu adalah keberkahan dan ketenangan bukan untuk mendatangkan
kekayaan atau kenaikan pangkat. Modal hidup yang terbaik adalah
bagaimana kita dapat hadirkan Allah dalam hati ini dengan Agama. Agama
adalah tertib hidup yang Allah kasih untuk manusia. Kalau matahari tidak
mau ikut tertib yang Allah kasih, bintang tidak mau ikut tertib yang
Allah kasih, maka yang ada kerusakan. Begitu juga kita jika kita tidak
mau ikut tertib yang Allah kasih maka kita akan rusak dan merusaki.
Karena tanpa agama hati orang ini akan rusak walaupun hatinya dipenuhi
seluruh isi langit dan bumi, tetap aja tidak akan pernah merasa
tercukupi atau terpuasi, selalu merasa kurang. Kalau hati udah rusak
maka rusaklah seluruhnya. Hidupnya akan rusak dan merusaki. Banyak orang
yang kelihatan sukses dari kebendaan dan pangkat tetapi susah hatinya.
Ini karena tidak nyambung dengan Agama. Tetapi kalau ada Agama hati
orang ini akan baik. Jika baik hatinya maka akan baik badannya, dan
kehidupannya. Hati ini akan tenang, tidak stress, tidak merasa susah dan
sedih. Tenang aja, kan ada Allah. La Illaha Illallah.
Dunia ini hanya tempat untuk persiapan untuk kehidupan yang abadi,
tempat untuk usaha. Sedangkan akherat adalah tempat untuk menerima hasil
atau gaji. Sukses dan gagalnya seseorang nanti di akherat bukan di
dunia. Banyak orang kelihatan dari segi kebendaan sukses ternyata susah.
Firaun dan Qorun dari segi kebendaan dan kekuasaan kelihatannya sukses
tetapi ternyata didunianya saja sudah menderita, apalagi setiap ketemu
Musa AS, selalu keluh kesah. Kehidupan yang sukses sebenarnya adalah
kehidupan yang dapat mengantarkan kita ke surganya Allah. Daripada hidup
terkenal, kaya raya, dan berkuasa tetapi ujungnya masuk neraka, ini
namanya kegagalan.
Dunia ini bukannya tempat untuk memenuhi kemauan kita, tapi tempat
untuk bersabar atas keinginan-keingan kita. Sekarang ini adalah tempat
untuk ikuti maunya Allah, nanti Allah baru penuhi maunya kita di surga.
Nanti akan ada satu kesempatan Allah akan sempurnakan seluruh kemauan
kita, sesuka kita. Tapi sekarang kita sempurnakan dulu maunya Allah.
Dunia ini hanya tempat ujian dan penjara bagi orang beriman. Tidak ada
kebebasan bagi orang beriman selama di dunia. Semuanya harus ikut aturan
seperti dalam penjara. Bebas nanti kalau masuk surganya Allah. Didunia
ini kita di uji untuk ikuti perintah Allah yang kelihatan hasilnya.
Kalau dilihatin hasil dari 27 derajat sholat maka kontan mesjid akan
ramai jadi tempat antrian. Bahkan kini yang taat terlihat susah dan yang
tidak taat telihat senang. Ini karena dunia ini adalah tempat untuk
bersabar bagi orang beriman, senangnya nanti di akherat.
Seperti dalam suatu kisah ada 2 orang pemancing yang satu kafir yang
satu beriman. Ketika mereka pergi mancing ketempat yang sama, pada waktu
yang sama, dengan perlengkapan yang sama. Orang beriman mengucapkan
bismillah ketika memancing dan yang kafir mengucap nama tuhannya. Namun
ketika selesai memancing yang kafir mendapatkan hasil yang banyak
sedangkan orang beriman tidak mendapatkan satu ekor ikanpun. Malaikat
bertanya kepada Allah mengapa demikian. Ini karena hasil jerih payah
orang kafir ini di balas di dunia sedangkan orang beriman di akherat.
Lalu Allah perlihatkan Neraka sebagai tempat kembalinya orang kafir dan
Allah perlihatkan surgabuat orang beriman yang sabar. Maka para
malaikatpun sepakat bahwa tidak ada artinya susah di dunia bagi orang
beriman dibanding kesenangan yang Allah berikan di akherat. Dunia tempat
sandiwara saja. Kini dipanggil adzan tidak ada untungnya mendingan
dagang di pasar banyak untungnya. Nanti dulu lihat akhirnya, hanya
orang-orang yang mau meyakini bahwa keuntungan hanya ada di balik amal
yang akan bahagia pada akhirnya. Hasil dari pasar hanya bisa dinikmati
ketika hidup, tetapi amal yang sedikit dapat dinikmati sampai mati.
Alam dunia ini seperti mimpi kata ulama. Di dalam mimpi seakan-akan
kita memeluk harta kita seperti kenyataan, setelah bangun ternyata hanya
mimpi yang dipeluk bantal. Begitu juga di kubur seperti terjaga dari
mimpi, baru nangis-nangis menyesal, tidak ada gunanya lagi. Nanya mana
hartanya, mana rumahnya, mana mobilnya, kata malaikat, “mimpi kamu.” Ada
yang mimpi senang tau-tau setelah bangun dalam keadaan susah. Ada yang
mimpi susah setelah bangun dalam keadaan senang. Ada di akherat orang
yang taat tetapi hidupnya susa, tetapi setelah diperlihatkan Kenikmatan
Surga oleh Allah malah merasa dirinya tidak pernah susah hidupnya.
Begitu juga kesenangan kehidupan orang kafir di dunia setelah di
perlihatkan Neraka merasa tidak pernah hidup senang ketika di dunia.
Sebenarnya yang kita perlukan adalah bukannya harta, pangkat, ekonomi
yang maju, tetapi Ridho Allah, hanya ini tidak ada yang lain. Kalau
Allah Ridho pada kita maka semuanya akan beres. Untuk mendapatkan Ridho
ini perlu usaha, sebagaimana para sahabat berusaha mendapatkan Ridho
Allah. Akan datang masa dimana seluruh yang kita usahakan akan hilang
dan yang dulu seperti cerita akan nampak nyata menjadi kenyataan. Kalau
mau lihat balasan terhadap amal nanti di akherat kalau diminta sekarang
rugi karena apa yang Allah berikan di akherat tidak ada bandingannya.
Kita ini punya kebiasaan mintanya buru-buru, ini kerugian. Padahal yang
Allah mau kita ini bersabar dulu. Orang-orang yang masuk surga ini nanti
adalah orang-orang yang mau bersabar ketika di dunia. Sedangkan Surga
ini adalah tempat untuk memuaskan hawa nafsu bahkan dilipat gandakan
oleh Allah nafsu kita menjadi 100x. Jangan sampai tertipu dengan yang
ada di dunia.
Apa yang ada di Surganya Allah tidak ada bandingannya dan tidak
sebanding dengan yang ada di dunia. Rugi, bangkrut, kalau mau ditukar
dengan dunia, inilah orang-orang yang tertipu dan mau dibodohi.
1. Di dunia perempuan yang cantik kalau berumur tua sudah tidak
dapat mendatangkan selera lagi. Kalau tidak mandi bisa bau apek, kalau
tidak dandan tidak keliatan cantiknya. Kalau kentut baunya bukan main.
Andaikata kita bisa melihat isi perutnya, pasti jadi jijik kita jadinya.
Kadang-kadang suka ngelawan pada kita. Tapi kalau di Surganya Allah,
dimana wanita langsung dibuat oleh Tangan Allah sendiri yang bersih dan
suci. Dikatakan kalau Bidadari ini diturunkan kedunia maka semua laki2x
akan berkelahi memperebutkannya. Bapak rela bunuh anak dan anak rela
bunuh bapaknya demi bidadari tersebut. Yang mati akan hidup jika
diperlihatkan bidadari tersebut. Pertama kali ngeliat bidadari kita akan
terpana, bengong selama 40 tahun sangking cantiknya, mengagumi
kecantikan bidadari tersebut, itupun baru pembantunya. Orang tersebut
harus melewati beberapa pintu untuk bertemu dengan bidadari yang
sebenarnya itupun setiap melewati pintu maka setiap bidadari yang
ditemui jauh lebih cantik dari yang sebelumnya. Yang dikatakan kulitnya
ini seperti telur yang baru dikupas kulitnya. Tidak pernah disentuh dan
dijamah oleh siapapun. Matanya bagaikan mutiara menyejukkan dan
menyenangkan jika dipandang. Tidak pernah mengeluarkan bau-bau yang
tidak menyedapkan. Suaranya indah, parasnya menawan. Semakin dipandang
semakin bertambah kecantikannya. Bajunya saja ada 70 lapis dan bila
setiap lapisan dibuka akan bertambah kenikmatannya. Tidak akan pernah
melawan kepada suaminya, selalu taat dan selalu dalam kondisi menghibur
suaminya. Hebatnya saat ini mereka merindukan kita. Dan disana kita akan
mempunyai Nafsu yang dilipat gandakan oleh Allah, syahwat yang tidak
pernah melemah.
2. Di dunia untuk pembantu saja, kita harus cari dulu yang benar
setia dan jujur. Belum lagi malasnya kalau kerja, mukanya masem melulu
kalau disuruh kerja. Tapi nanti di Surganya Allah, Allah akan berikan
pelayan-pelayan yang menyenangkan dipandang mata, rajin-rajin.
Pakaiannya bagus-bagus dari jenis laki-laki dan perempuan. Mereka akan
senantiasa melayani kita. Tidak ada lagi tuh pelayan yang tidak jujur,
yang tidak setia, yang mukanya tidak enak dilihat. Semuanya ada disana
untuk menyenangkan kita. Semuanya pelayanan kelas 1, makanan apapun,
kendaraan apapun, baju macam apapun yang akan kita minta akan diberikan,
semuanya kelas satu.
3. Di Surga, rumah yang Allah Ta’ala berikan jauh lebih baik dari
pada yang ada di dunia bahan materialnya, designnya, luasnya,
keindahannya, tidak sebanding dengan yang ada di dunia. Cukup dengan
usaha yang sedikit, satu Subhanallah saja, Allah mampu berikan rumah
yang jauh lebih baik di Surga, seperti kerajaan dan kita adalah rajanya.
Disini kalau mau buat rumah usahanya musti keras, dan dengan kredit
lagi. Bahannya hanya terbuat dari koral bata, dan kayu. Tapi disurga,
Allah akan bangunkan Istana yang bahannya terbuat dari mutiara, emas dan
permata. Didalam Istana itu kita bisa memasukkan aliran sungai atau
mengeluarkannya sesuka hati kita. Lantainya ada yang terbuat dari kaca
sehingga kita bisa melihat air mengalir dibawahnya. Tangganya terbuat
dari emas permata, dan didalam Istana itu terdapat tujuh puluh kamar,
yang didalamnya telah siap bidadari-bidadari melayani kita disetiap
kamar. Belum lagi makanannya bermacam-macam yang setiap makanannya dapat
mempunyai tujuh puluh rasa. Setiap dicoba semakin bertambah
kenikmatannya.
4. Belum lagi kemampuan kita yang Allah kasih di Surga seperti
Tingginya nabi Adam AS, Parasnya Yusuf AS, Suaranya Daud AS, Kekuatannya
Musa AS, Umurnya Isa AS, Akhlaqnya Rasullullah SAW dan ditambah satu
kelebihan lagi yang kelebihan ini tidak pernah Allah kasih kepada mahluk
lain selain manusia. Yaitu kekuatan “Kun Fa Ya Kun” nya Allah, apapun
yang kita minta disurga akan terjadi.
5. Luasnya Surga, bagi yang terakhir masuk Surga saja ini Allah
berikan 10x lipat lebih luas daripada langit dan bumi. Ada yang masuk
seperti bangsawan, ada yang masuk seperti raja-raja tergantung pada
amalnya masing-masing. Semuanya disambut disurganya masing-masing.
Jadi jangan sampai tertipu dengan dunia yang ada sekarang dan jangan
mau dibodohi. Allah pingin kita masuk Surga makanya Allah kirim sampai
dengan 124.000 Nabi. Kita harus pikirkan ini dari sekarang. Prinsip
hidup itu bukannya bagaimana nanti ? tapi nanti bagaimana ? kecuali yang
tidak mau masuk surga yaitu orang tertipu dan dibodohi oleh dunia.
Inilah mengapa Ali RA pernah berkata dia pernah mendengar Nabi SAW
bersabda Mahfum :
“Tidak sempurna Iman kamu sebelum kamu mempercayai Apa yang ada ditangan Allah lebih baik daripada yang ada ditanganmu.”
Iman ini walaupun sebesar biji debu, Allah akan gantikan kerajaan 10
kali lipat lebih besar dari dunia dan seisinya. Padahal untuk orang yang
keluar dijalan Allah ini setiap pahala dikali 700.000 kali itu buat
yang belum nikah, kalau sudah dikali 70 kali lagi, jadi 49.000.000
pahala. Sedangkan satu pahala saja Allah kasih 10x lebih besar dari
langit dan bumi. Jawabannya Tidak pernah terdengar oleh telinga, tidak
pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terbesit dalam hati. Inilah
Kehebatan, Kekuasaan, dan Kekayaan Allah.
Iman ini lakunya selama masih belum kelihatan, masih ghaib, lalu kita
percaya dan kita takut ini Iman namanya. Seperti percakapan antara
Allah dan malaikatnya yang baru datang mengunjungi manusia yang baru
selesai buat amalan. Allah bertanya kepada malaikat walaupun Allah
Ta’ala telah mengetahuinya, firmannya, “Dari mana kalian ?” Malaikat
menjawab, “Kami dari mengunjungi hambamu, yang mengingatmu.” Lalu Allah
bertanya, firmannya, “Apakah mereka pernah melihatku ?” jawab malaikat,
“Tidak pernah ya Allah.” Allah berfirman kembali, “Bagaimana jika mereka
melihatku ?” malaikat menjawab, “Mereka akan tambah rajin beribadah
kepadamu.” Allah berfirman kepada para malaikat, “Apa yang mereka Minta
?” Malaikat menjawab, “Surgamu ya Allah”, Allah berfirman, “Apakah
mereka pernah melihat Surga ?” jawab Malaikat, “Belum pernah ya Allah”,
Allah berfirman, “Apa yang mereka takuti ?” jawab malaikat, “Nerakamu Ya
Allah”, Allah berfirman, “Apakah mereka pernah melihat Neraka
tersebut?”, Malaikat menjawab, “Belum pernah ya Allah.” Lalu Allah
berfirman, “Maka saksikanlah oleh kalian aku akan memberikan apa yang
mereka minta dan menjauhkan mereka dari apa yang mereka takuti.” Ini
baru namanya Iman yaitu ketika belum melihat tapi meyakininya.
Tapi nanti di akherat ketika semua yang ghaib dan yang terdengar
seperti cerita ketika di dunia telah menjadi kenyataan, baru orang-orang
semuanya sepakat, “Ya Allah kami melihat dan kini kami bersaksi,
kirimlah kami balik ke dunia, kami akan beriman dan beramal kepadamu.”
Tetapi ketika itu yang namanya Iman dan Tobat sudah tidak laku lagi.
Penyesalan tidak akan diterima dan kita tidak akan dibalikkan ke dunia
lagi. Setetes air mata yang keluar karena Allah ketika di dunia, ini
dapat memadamkan api neraka. Tetapi di akherat nanti nangis tidak ada
gunanya, walaupun air mata itu keluar banyak sampai menjadi air mata
darah lalu menjadi nanah, tetap aja tidak dipe duliin oleh Allah. Semua
pintu tobat sudah di tutup oleh Allah. Bahkan Allah tidak suka
dipanggil-panggil namanya oleh mereka, ahli neraka, sehingga suara
mereka Allah ubah menjadi suara keledai.
Sedangkan kini kita dalam program transmigrasi di akherat.
Orang-orang sibuk mudik pulang kampung. Padahal kamupung kita yang
sebenarnya adalah akherat. Dunia ini adalah tempat kerja untuk Allah,
apa yang Allah mau harus kita ikuti. Nanti di akherat tinggal kasih
laporan kerjanya. Sahabat nanya kepada Rasullullah siapakah orang yang
palin pinter itu. Rasullullah SAW tidak menjawab orang yang punya titel,
harta yang banyak, perusahaan yang besar, rumah yang mewah, pangkat
yang tinggi bukan itu. Tetapi Rasullullah SAW menjawab orang yang pintar
itu adalah orang yang senantiasa mengingat mati. Dengan begitu dia akan
mempersiapkan amalnya untuk hari nanti. Tapi masalahnya kini banyak
dari kita yang over confidence, terlalu yakin, terhadap Iman kita
menjelang sakratul maut, merasa aman saja. Padahal menjelang sakratul
maut ini tidak ada jaminan orang mampu meninggal dengan membawa Iman.
Jadi kita kini jangan merasa aman dulu dengan keadaan Iman kita. Umar RA
saja yang sudah dijamin Surganya oleh Allah Ta’ala masih merasa takut
akan kondisi Iman dan Amalnya menjelang mati. Dia bilang, “Andaikata
dosa Umar seimbang dengan kebaikan yang Umar dibuat maka itu telah cukup
bagiku.” Apalagi kita kini yang belum ada jaminannya.
Mati dan Akherat merupakan urusan yang paling penting saat ini.
Ketika kita sedang makan untuk hidup tiba-tiba kantor manggil, lalu
makan kita tinggalkan karena panggilan kantor lebih penting. Begitu juga
ketika di kantor, istri sakit manggil kita, lalu kita pulang karena
panggilan istri lebih penting. Dan mati ini perkara yang pasti dan
perkara yang lebih penting dari semuanya. Tidak bisa ditunda-tunda, dan
tidak bisa kompromi dengan malaikat maut. Orang yang pinter ini adalah
orang suka inget mati dan mempersiapkan diri untuk mati. Bukannya
mempersiapkan harta untuk mati, rumah besar, pakaian-pakaian yang indah,
ini semua tidak akan laku di kubur.
Di dunia ini tidak ada yang pasti, yang pasti hanya mati. Orang kini
bisa kaya, besok tidak ada jaminan dia masih bisa dalam keadaan kayak
bisa aja jatuh miskin karena utanglah, bangkrutlah. Saat ini kita bisa
dalam keadaan sehat, tetapi semenit dari sakarang, sejam dari sekarang,
kita bisa jatuh sakit. Hari ini kita berpangkat, tau-taunya besok kita
dipecat, dan lain-lain. Yang pasti hanya Mati. Sahabat melangkah dengan
kaki kiri tetapi tidak yakin masih bisa melangkah dengan kaki kanan.
Tetapi kini kita sukanya merancang jauh-jauh kedepan, 5 tahun lagi, 10
tahun lagi. Padahal semua ini tidak ada jaminan. Ini namanya panjang
angan-angan. Kita akan dibangkitkan sebagaimana kita dimatikan. Hidup
penuh amal dan ketika mati dalam keadaan beriman dan membawa amal maka
bangkit akan dalam keadaan beriman dan membawa amalan. Tetapi jika hidup
penuh maksiat dan mati dalam keadaan membawa murka Allah maka ketika
dibangkitkan dia akan bangkit dengan membawa murka Allah dan membawa
dosa-dosa maksiatnya.
Hazrat Ibnu Umar RA, memberi nasehat :
“Ketika kamu dipagi hari janganlah menunggu waktu malam, ketika kamu
dimalam hari janganlah kamu menunggu waktu pagi. Persiapkan dirimu untuk
masa sakitmu ketika masih sehat dan persiapkan bekalmu untuk mati
ketika kamu masih hidup.”
Jadi jangan nunggu-nunggu lagi dalam beramal kapan ada waktunya
kerjakan, karena waktu ke depan tidak ada jaminannya. Sahabat Saad bin
Abi Waqqash RA ditanya Nabi bagaimana dia sholat ? Saad RA menjawab saya
sholat Ashar seakan-akan saya tidak akan dapat hidup sampai Maghrib.
Saya sholat maghrib seakan-akan saya tidak akan hidup sampai waktu Isya,
dst. Bahkan ada Sahabat yang berkata saya salam kekanan seakan-akan
saya tidak bisa salam ke kiri. Itupun masih dibilang panjang angan-angan
oleh Rasullullah SAW.
Hari ini dibagi 3 :
1. Kemarin Tidak akan kembali lagi sampai kapanpun
2. Hari Esok Tidak ada jaminan masih hidup, panjang angan-angan
3. Saat ini Waktu terbaik untuk beramal
Ali RA berkata :
1. Jika hari ini sama dengan hari yang kemarin, rugi namanya.
2. Jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin bangkrut namanya
3. Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, ini baru beruntung
“Demi Masa, Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali orang
yang beriman, beramal sholeh, dan yang saling nasehat-menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran.” ( Al Ashr : 1-3 )
Menurut Allah semua manusia dalam keadaan merugi karena mereka tidak
bisa memanfaatkan waktu dalam beramal. Amal yang tidak dilakukan dalam
waktu yang telah lewat tidak akan bisa dapat ditebus, kita hanya dapat
beramal untuk waktu yang sekarang. Waktu yang akan datang tidak ada
jaminan. Jadi kita perlu memikirkan Iman kita dan amal kita saat ini.
Iman dan Amal penting tetapi usaha atas Iman dan Amal lebih penting
lagi. Iman dan Amal tidak bisa datang dengan membaca buku tetapi harus
lewat pengorbanan. Ini resep dari Allah. Jika pengorbanan kita diterima
maka Allah akan memberikan kita kefahaman-kefahaman dan kekuatan untuk
mengamalkan agama secara sempurna. Kini mau makan harus usaha cari
makan, mau uang harus usaha cari uang. Tidak bisa uang dan makanan
datang sendiri, ini sunatullah. Caranya dengan meninggalkan rumah.
Begitu juga dengan Iman dan Agama. Tidak bisa datang sendiri, harus
diusahakan. Sebagaimana para Nabi dan sahabat usaha atas Iman dan Amal,
yaitu dengan pengorbanan, tinggalkan rumah, anak, dan isteri.
Iman dan Amal ini seperti Iklan, tidak bisa dengan mendengarkan saja
atau melihat saja, tetapi harus dipraktekkan. Seperti Ikaln pepsodent,
kalau mau tau kegunaannya maka harus dibeli dan dipake, tidak bisa
dengan hanya melihat iklannya saja. Kalau kita mau Iman dan Amal maka
harus segera praktek, nanti Allah kasih tau kegunaannya.
sumber :http://imanamalsoleh.wordpress.com