1. Dakwah Mereka Mendatangi Manusia Dengan Berjalan Kaki 2. Modal
Dakwah Mereka Adalah Harta dan Diri 3. Dakwah Mereka Kepada Akar Bukan
Ranting Yakni Kepada Iman Bukan Fiqh 4. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Ikut
Suasana dan Keadaan 5. Dakwah Jemaah Tabligh Dimulai Dari Keutamaan Amal
6. Sasaran Dakwah Mereka Adalah Orang Bodoh, Orang Miskin, Orang
Pendosa (Preman, Koruptor, dsb) 7. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan
Dengan Kekuasaan 8. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan Harta 9.
Dakwah Mereka Tak Berpolitik 10. Dakwah Mereka Tidak Minta Upah
1. Dakwah Mereka Mendatangi Manusia Dengan Berjalan Kaki Jemaah
Tabligh mempunyai cara dakwah yang konvensional yakni Dakwah Bil Aqdam
dengan berjalan kaki jumpa manusia, sedangkan kebanyakan harokah lain
berdakwah didatangi manusia seperti kajian-kajian mereka yang datang
adalah orang yang akan dengar dakwah mereka. Bahkan di saat harokah lain
telah memakai sarana Radio, TV, dan majalah untuk dakwah, di markaz
dakwah mereka komputer saja tidak ada. Juga banyak yang gunakan media
massa Televisi, Koran, majalah, dan bulletin. Bahkan mereka
dengan
gunakan propaganda besar-besar pasang iklan untuk kumpulkan massa dalam
kongres mereka. Sedangkan jemaah tabligh dakwah dengan senyap-senyap
namun dalam ijtima mereka di 5 wilayah Indonesia dihadiri ratusan ribu
orang padahal tak ada satu iklanpun tertempel di jalan bahkan di markaz
mereka sekalipun. Ketika ada orang yang kritik mereka : Bagaimana
mungkin dakwah masih cara begitu datang ke rumah tidak efisien, bukankah
sekarang ada TV, Radio, cukup kita ngomong di studio dan didengar oleh
banyak orang di rumah-rumah. Mereka katakana : Dahulu shahabat Nabi
dakwah dengan cara datangi manusia maka satu negeri masuk Islam, satu
kota masuk Islam, satu kampung masuk Islam. Kini orang dakwah lewat
majalah, TV, Radio adakah satu keluarga saja masuk Islam? Tetapi
saksikanlah satu jamaah dihantar ke pegunungan Tengger dengan berjalan
kaki maka 124 Keluarga beragama Hindu telah masuk Islam. Ulama mereka
katakan : Dakwah yang tidak ikut cara Nabi dengan inovasi atau imitasi
tak akan datangkan ketakwaan. Tetapi kita dakwah harus duplikasi
sehingga menjadi asbab hidayah. 2. Modal Dakwah Mereka Adalah Harta dan
Diri Berbada dengan harokah lain jika ingin ada kegiatan apapun apalagi
yang bersifat pengiriman tenaga dainya pasti mencari dana dari luar, di
masjid-masjid selalu diumumkan soal dana. Jemaah Tabligh beda, mereka
tak bicara duit. Setiap orang yang ingin keluar di jalan Allah maka
membawa uangnya sendiri untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Tak ada
diumumkan jemaah tabligh butuh dana untuk kirim jemaah ke Irian Jaya
dsb, bahkan kotak infaq saja tak ada dimarkaz mereka yang berjalan-jalan
seperti di masjid lain. 3. Dakwah Mereka Kepada Akar Bukan Ranting
Yakni Kepada Iman Bukan Fiqh Banyak harokah yang tak sabar jika lihat
cara kerja jemaah tabligh yang hanya bicara tentang Iman dan Amal Sholeh
melulu. Sementara mereka inginkan bukan hanya amar maruf tetapi nahi
mungkar, hancurkan kemaksiatan, dll. Orang tua di jemaah mereka katakan
Rasulullah tak pernah hancurkan berhala dengan tangannya agar sahabat
tak sembah berhala, tetapi Rasulullah hancurkan berhala yang ada di hati
para sahabat, sehingga ketika hati mereka sudah penuh dengan kebesaran
Allah dan berhala talah dinafikan maka dihancurkan sendiri dengan tangan
mereka. Mereka katakan : Dakwah Nabi kepada Iman dahulu, betulkan yakin
maka ketika yakin betul maka akan betulkan amal manusia. Syaikh Yusuf
Rah A sebagai Amir Jemaah Tabligh yang kedua ditanya orang : Kenapa
orang tabligh tak nahi mungkar hanya amar makruf saja. Maka Syaikh Yusuf
Rah A katakan : Hadits tentang hal ini bunyinya Jika kamu melihat
kemungkaran maka rubahlah dengan tangan, bukan hancurkanlah tetapi
rubahlah!! Lihatlah oleh kamu orang-orang yang telah keluar di jalan
Allah telah merubah kehidupannya dalam ketaatan. Menurut mereka difinisi
berkembangnya agama ditamsilkan sebagai berikut : Seperti BAYI dan
MAYAT keduanya sama-sama dapat berkembang. Bayi yang dirawat dengan
baik, sabar, maka walaupun lambat bayi ini akan berkembang, dan akan
disayang oleh orang banyak. Setelah dewasa aka nada manfaat. Tetapi
mayat yang jatuh di kali juga berkembang menjadi besar dalam hitungan
jam, cepat. Tetapi baunya busuk dan tak disukai orang menjadi sumber
yang mengganggu. Begitulah agama yang berkembang dengan ushul yang benar
walaupun lambat akan menjadi manfaat bagi umat, tetapi yang tak ikut
ushul cepat maju tetapi mudhorot buat umat. 4. Dakwah Jemaah Tabligh Tak
Ikut Suasana Dan Keadaan Dakwah yang dibuat Jemaah Tabligh tak terkesan
dengan keadaan baik dalam masa aman, maupun rawan. Panas dingin, senang
susah, mereka tetap keluar di jalan Allah ikut nishob yang mereka
tentukan sendiri. Tak seperti harokah lain baru kirim jemaah kalau ada
kejadian tertentu. Misalnya ada pemurtadan, ada gempa bumi, tsunami,
orang Islam di perangi, barulah mereka buat kerja galang dana, ajak
jemaah mereka ke sana. Kalau jemaah tabligh mulai program maka akan
dibuatnya sampai mati. Sampai-sampai ulama mereka Syaikh Ilyas Rah A
beri nasehat : Hendaklah kalian buat jaulah tak boleh berhenti walaupun
waktunya bertepatan dengan hari kematian ayah kamu, istri kamu, anak
kamu. Karena jika kalian tetap jaulah maka Allah akan ampuni dosa
keluarga kalian. 5. Dakwah Jemaah Tabligh Dimulai Dari Keutamaan Amal
Menurut mereka ILMU FADHOIL adalah TUJUAN sedangkan ILMU MASAIL adalah
KEPERLUAN untuk mewujudkannya. Sedangkan harokah lain mereka mulai dari
masail yakni ilmu cara beramal yang betul. Seperti seorang anak
diberitahu Fadhilah seorang dokter bahwa dokter itu akan dapat uang
banyak, dapat kemuliaan di masyarakat. Maka anak itu akan semangat
belajar sungguh-sungguh dan dalam masa belajar itulah ia belajar cari
jadi dokter yang baik (masail). BUKU FADHILAH AMAL Kebanyakan orang
mengkritik buku tersebut karena isinya berisi hadits dhoif. Terjadi
sedikit kejanggalan bagi para pengkritik dimana pengeritik sendiri
mempunyai kaidah bahwa hadits dhoif boleh dijadikan hujjah untuk
fadhilah atau untuk memberi semangat muslimin mengamalkan agama.
Sementara ketika jemaah tabligh pakai hadits dhoif, banyak orang yang
dahulu memakai kaidah itu justru menyalahkan seolah terjadi sentiment
kepada mereka. Menurut sebagian mereka : di dalam buku fadhilah amal
berisi Al Quran dan Hadits dan disebutkan derajat sanad haditsnya.
Sedangkan kisah dan tamsil serta hadits yang lain adalah untuk
menjelaskan hadits yang ada. Lihatlah hadits utama yang menjadi pokok
bahasan diberi nomer di setiap hadits sedangkan FAEDAH atau PENJELASAN
sama dengan kitab-kitab hadits atau tafsir yang dibuat oleh ulama salaf
seperti IBNU KATSIR atau syarah Riyadhus Shalihin dalam menjelaskan ayat
terkadang menggunakan kisah ISRAILIYAT dan HADITS DHOIF. Tetapi orang
tidak menjadikan kitab Ibnu Katsir dhoif semua, dan tetap dijadikan
acuan dalam ilmu tafsir. Penulis Fadhilah Amal yang disebut oleh para
kritikus sebagai Tablighi Nisob (istilah ini justru tak terkenal di
India dan Pakistan, mereka menyebutnya Kitab Fazail) adalah ULAMA bESAR
yang HAFIDZ dalam HADITS yaikni RAISUL MUHADDITSUN MAULANA MUHAMMAD
ZAKARIYA AL KANDAHLAWI. Dalam sejarah hidup beliau tertulis saat lepas
dari sapihan ibunya ia telah menghafal 5 ruku Al Quran dan beliau HAFIDZ
Al QURAN dalam usia 7 tahun. Amalan paman beliau, ayah, bibi, maupun
saudaranya adalah para HAFIDZ AL QURAN dan HADITS. Beliau menulis Kitab
Fadhilah Amal sambil keluar di jalan Allah dan setiap kali beliau hendak
menuliskan hadits dalam kitabnya beliau selalu sholat 2 rakaat terlebih
dahulu, selain itu beliau adalah pewaris dari thoreqat Chistiyyah yang
disandarkan kepada Ali Bin Abi Tholib berasal dari gurunya. Jadi baik
ilmu maupun amal ruhani tak diragukan lagi. Tak mungkin beliau tak
mengerti hadits dhoif dan shahih serta maudhu atau palsu, sedangkan
seliau ada menulis satu kitab syarah bagi kitab sunan Abu Dawud dan Al
Muwatho. Lihatlah keluasan ilmu beliau yang telah mencantumkan 84 kitab
yang menjadi acuan bagi buku Fadhilah Amal, maka seharusnya para
pengeritik langsung mengecek kepada Maroji. Ilmu tentangMustholah hadits
memiliki kaedah yang berbeda tiap ulama dalam menentukan shahih dan
dhoif. Sehingga kisah yang masyhur hadits-hadits yang dhoif menurut
syarat Bukhari dan beliau ragu memuatnya dalam kitab beliau diambil oleh
Imam Hakim dan disusun menjadi kitab yang baru yang dinamakan Al
Mustadrak. Menurut mereka perdebatan tentang shahih dan dhoif dalam ilmu
hadits sebenarnya telah ditutup pintunya karena terbukti ulama-ulama
masih meletakkan hadits yang dhoif dalam kitab mereka seperti : Sunan
Abu Dawud dan beberapa kitab kutubussitah. Sebab kalau itu berbahaya
bagi agama tentu sudah dihapuskan dari kitab mereka karena mereka tak
mau beresiko di Yaumul Hisab. Imam Nawawi Rah A dalam Al Adzkar telah
memuat hadits dhoif sebagai fadhilah. Begitu juga Imam Ibnu Taimiyyah
dan Ibnul Qoyyim Rah A huma. Catatan : Kebanyakan kritik yang beredar
baik buku maupun internet terlihat asal saja dan hanya semata karena
hasad belaka. Terbukti ketika mereka menulis halaman yang dikritik
seperti dalam Fadhail Dzikr terbitan Kutub Khonat Faidzi dikatakan
halaman tertulis masalah WIHDATUL WUJUD, ternyata tak betul karena di
halaman tersebut bukan bercerita hal itu melainkan tentang daftar isi.
Capek deh !! PEMBAGIAN ILMU MASAIL DAN FADHAIL Di dalam kaedah jemaah
tabligh menyebutkan bahwa syarat amal diterima adalah tahu fadhilahnya
janji Allah dalam Amal tersebut. Sebagaimana Hadits : Barang siapa yang
berpuasa karena Iman dan Ihtisab (berharap pahala) Al Hadits. Maka Nabi
pun menganjurkan beramal harus mengharap pahala. Seorang ustadz mereka
di Masjid Jami Kebon Jeruk dalam ceramahnya mengatakan : Beramal karena
mengharapkan janji-janji Allah adalah suatu bentuk KEIKHLASHAN. Ulama
mereka katakan : Sebagaimana orang yang hendak menikah dengan seorang
gadis. Ketika selesai menikah sang gadis bertanya untuk dapatkan apa
kamu menikah ?, maka orang itu menjawab : untuk dapatkan hadiah
perkawinan. Maka pasti sang gadis akan marah! Karena seharusnya dia
kawin karena ingin dapatkan gadis itu sedangkan hadiah hanyalah efek
dari perkawinan. Begitu pula dalam beramal tetaplah ikhlash semata
karena Allah SWT sedangkan janji-janji Allah pasti akan didapatkan.
Orang yang beramal tanpa yakin janji Allah maka seperti pesawat terbang
tanpa mesin. Itulah sebabnya jemaah tabligh setiap hari talim ilmu
fadhail 2 kali di masjid bersama jemaah masjid dan di rumah bersama ahli
keluarga mereka. Maulana Ilyas Rah A katakan : Ilmu Fadhail memiliki
derajat satu tingkat di atas Masail karena dengan fadhail orang tergerak
ingin beramal dan pada saat yang sama mereka akan belajar masail
tentang amalan tersebut. Ilmu Masail ibarat ban depan mengemudikan arah
yang benar, sedangkan ilmu fadhail adalah ban belakang. Mereka juaga
mengatakan : Lihatlah karena orang tabligh belajar Fadhail maka hasrat
untuk amal ditujukan untuk dirinya bukan untuk menilai amalan orang,
sehingga ketika belajar masail tak akan salahkan orang lain karena agama
adalah untuk diri sendiri demi mencapai Ridho Allah. Sedangkan orang
yang tak taklim Fadhail tetapi langsung Masail maka langsung melihat
kesalahan orang lain karena agama bukan ditujukan untuk dirinya tetapi
untuk orang lain, mulailah mereka menjadi Ahli Fatwa, Membidahkan bahkan
meremehkan Madzhab yang di ijma oleh para ulama. Mayaikh mereka katakan
: Penolakan terhadap madzhab dengan mentah-mentah akan lebih banyak
membawa orang kepada kesesatan. Jemaah tabligh tidak ada taklim masail
khusus tabligh, tetapi mereka mengarahkan kepada ustadz-ustadz
masing-masing walaupun belum ikut dalam khuruj. Sehingga kalau kita
saksikan di markaz-markaz mereka tak ada penyeragaman dalam shalat
seperti di harokah. Justru dalam perbedaan mereka harmonis, tak ada yang
salahkan satu sama lain. Prinsip dari jemaah tabligh adalah menghargai
persamaan bukan menghargai perbedaan sehingga kebanyakan harokah lain
berpecah dengan muslimin lainnya. 6. Sasaran Dakwah Mereka Adalah Orang
Bodoh, Orang Miskin, Orang Pendosa Pernah seorang yang dituakan di
antara mereka ditanya kenapa Jemaah Tabligh tak ada SEMPALANNYA, di
seluruh dunia tak ada TABLIGH TANDINGAN, tidak pernah terjadi keributan
dalam kepemimpinan, program, dll. Maka mereka katakan : Perbedaan antara
jemaah mereka dengan jemaah lain adalah komponen pendukungnya. Jemaah
mereka dibangun oleh orang bodoh yang hanya ikut saja tak ada inovasi,
mereka taat kepada aturan jemaah, jemaah mereka orang miskin yang tidak
punya uang untuk bikin tandingan karena biasanya orang kaya atau orang
pandai jika usulan dalam jemaah ditolak mereka akan bikin tandingan
karena punya uang untuk kumpulkan massa tandingan. Jemaah mereka
dibangun oleh orang-orang berdosa sehingga mereka hanya ingin tobat agar
dosanya diampuni sehingga dengan cara apapun yang penting tobatnya
diterima. Orang miskin tak punya cita-cita yang muluk-muluk hidupnya
hanya untuk hari ini saja sehingga siap korban kapan saja. Sedangkan
harokah / organisasi lain senang jika orang pandai, orang kaya, para
pejabat, orang sholeh / ulama ikut dalam jemaah mereka. 7. Dakwah Jemaah
Tabligh Tak Terkesan Dengan Kekuasaan Masyaikh mereka di Pakistan yakni
Syaikh Abdul Wahhab ketika melihat pejabat-pejabat datang ke markaz
mereka dengan formil dan pengawalan maka langsung beliau memerintahkan
pejabat itu balik, karena beliau khawatir jamaah di markaz Raiwind yang
hari-hari berjulah lebih dari 20.000 kehilangan tawajjuh kepada Allah
dan hatinya bergeser kepada kekuasaan seolah agama dibangun dengan
kekuasaan, mereka meyakini agama akan wujud dengan pengorbanan. 8.
Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terksan Dengan Harta Di Pakistan yang menjadi
markaz terbesar di seluruh dunia pernah di datangi oleh Perdana Menteri
Pakistan Nawaz Syarif membawa satu koper uang untuk operasional markaz.
Syaikh Abdul Wahhab telah TOLAK itu semua sehingga Nawaz Syarif katakan :
Ya Syaikh, Anda tak akan temui lagi orang yang bawa uang sebanyak ini
untuk markaz selain saya. Maka Syaikh Abdul Wahhab katakan : Dan anda
tak akan temui orang yang tolak uang sebanyak ini selain saya. Seorang
dokter yang ikut jemaah mereka telah bercerita selama dia datang di
markaz mereka tidak ada ratupun orang yang menyodorkan proposal. List
sumbangan, bahkan kotak amal yang berjalan pun tak ada, tak ada
pembicaraan tentang uang sumbangan. Tidak seperti di jemaah atau
pengajian lain yang isinya cerita dana melulu, proposal, infaq, dll
intinya ingin tarik uang umat untuk membiayai PERJUANGAN katanya. 9.
Dakwah Mereka Tak Berpolitik Seorang di antara jemaah senior mereka
ditanya : Kenapa kalian tak berpolitik bukankah Rasulullah berpolitik
juga?? Orang itu menjawab : Kalau kalian jeli mengamati pilihan untuk
tidak berpolitik adalah sebuah politik juga yakni POLITIK untuk tidak
BERPOLITIK. Mereka katakan : Kalau Rasulullah dahulu politiknya adalah
merendahkan diri sendiri dan meninggikan muslimin lain, tetapi kalian
sekarang berpolitik merendahkan muslimin saling caci, saling kritik, dan
meninggikan diri sendiri seolah kalian yang terbaik. Dalam politik
Islam yang ada sekarang umumnya ingin turunkan orang lain dan menikkan
diri sendiri berbeda dengan politik Nabi, Nabi datang kepada raja-raja
untuk tawarkan Iman kalau mereka mau tak perlu diturunkan seperti
Najasy. Kalau mereka menolak maka wajib bagi mereka bayar jizyah, kalau
tidak mau juga baru diperangi. Adakah hari ini politik seperti politik
Rasulullah ??? Mereka bukan tak berpolitik justru terlihat mereka sedang
membuka jalan agar wujud politik Rasulullah yang sebenarnya di mana
dimulai dari DAKWAH. Mereka datang kepada pejabat-pejabat bahkan
raja-raja agar mau ambil kerja Dakwah sebagai maksud hidup. Mereka
sedang ambil aset Amerika secara perlahan-lahan. Mereka hantar
jemaah-jemaah Dakwah ke Amerika dan mereka buat usaha sehingga turun
hidayah di Amerika. Jika Amerika telah masuk Islam bukankah aset mereka
menjadi aset Islam. Syaikh Abdul Wahhab -Amir Dakwah Pakistan- katakan :
Dahulu kami sebelum buat kerja dakwah, bangsa kami datang ke Amerika
cari duit untuk bangun Pakistan. Tetapi setelah dakwah, kami cari uang
di negeri sendiri setelah dapat kami belanjakan pergi ke Amerika supaya
orang Amerika dapat hidayah. Ketika utusan Usamah bin Laden datang ke
Reiwind maka syaikh Abdul Wahhab kasih nasehat : kenapa kalian ajak
orang Islam seluruh dunia perangi Amerika. Kita dakwahkan mereka dahulu
dan doakan agar mereka dapat hidayah. Bahkan menurut pengakuan mereka
beberapa pemimpin dunia telah keluar di jalan Allah bersama mereka
seperti Putera Mahkota Kerajaan Qatar. Mereka datang ke orang
pemerintahan bukan ambil kekuasaan mereka tetapi agar para pemerintah
mengamalkan agama di dalam pemerintahannya, begitu juga orang kaya bukan
untuk ambil hartanya tetapi agar orang kaya dapat mentaati Allah SWT
dengan hartanya. Sehingga tak mengherankan jika para pejabat, orang
kaya, dan alim ulama memiliki ketaatan yang tinggi kepada para ulama
mereka di India dan Pakistan sehingga mereka mudah diarahkan. 10. Dakwah
Mereka Tidak Minta Upah Mereka hanya minta bayaran dari Allah saja, tak
ada maksud untuk ambil uang dari madu (orang yang di dakwah). Ini lah
yang menyebabkan mereka banyak ditentang oleh orang yang menjadikan
dakwah sebagai mata pencaharian, mereka terusik dengan kehadiran jemaah
sehingga mereka halangi jemaah dalam kampungnya, mereka katakan : Ini
garapan saya, jangan dakwah di sini!! Tetapi kebanyakan ustadz,
penceramah yang ikut jemaah tabligh baru tahu bahwa selama ini mereka
bukan DAI tetapi MADU karena mereka dakwah kalau ada panggilan. Bahkan
mereka berkelakar : Dulu kami setelah ceramah pulang ke rumah maka istri
tanya ENTOK PIRO (dapat berapa) tetapi setelah ikut dakwah dengan
jemaah maka istri tanya ENTE PIRO (habis berapa) duitnya.
sumber : http://dalamdakwah.wordpress.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment