Arahan masyaikh adalah amanah yang mesti kita jalankan. Arahan ini
merupakan kelanjutan dari arahan sebelumnya. Jika ada yang sama maka itu
merupakan penekanan, jika beda merupakan pergantian, dan jika belum ada
sebelumnya merupakan menyempurnaan.
Azas kerja : Praktek dalam dakwah bukan bayan dan mudzakarah.
Tertib mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:
1. Umumiyyat : Jangan berdakwah kepada golongan tertentu saja. Jangan
membeda-bedakan orang Islam. Utamakan dakwah kepada orang miskin dan ini
merupakan sarana mendekati Allah.
2. Sabar dan Tahammul : Membalas keburukan dengan kebaikan.
3. Ijtima’iyyah : Berdakwah dengan kelembutan. Jika ada orang kasar kepada kita maka dimaafkan dan didoakan.
Amal Maqomi
Kepada penanggungjawab agar bertugas untuk memperhatikan amal maqami.
Jika ada kekurangan dilengkapi, jika ada kelemahan ditingkatkan. Setiap
orang menentukan waktu maqominya dan dipegang erat-erat.
1. Musyawarah Harian: Tujuannya agar dapat mengeluarkan jemaah cash.
Agenda musyawarah harian: Laporan kunjungan, tujuan kunjungan akan
datang, petugas taklim, dan takaza-takaza lain.
Musyawarah semua jemaah
masjid.
2. Silaturahmi 2.5 jam : Menetapkan waktu kunjungan. Istiqamah. Semua rumah dikunjungi. Semua laki-laki baligh dikunjungi
3. Jaulah 1 dan 2 : Dibuat dengan penuh kerisauan. Telah ada doa jauh
sebelum jaulah. Pengeluaran jemaah setelah jaulah. Rute jaulah 2 ke
tempat yang belum masuk atau belum ada amal masjidnya. Lamanya 5 – 6
minggu di satu tempat.
4. Usaha memakmurkan masjid : Orang dibawa ke masjid dan dakwah
disampaikan di masjid. Jika tidak bisa datang ke masjid dakwah diberikan
ditempat bertemu. Untuk membuat Dakwah Taklim Istiqbal (DTI) dibutuhkan
8 (delapan) orang Islam yang bersedia walau belum ikut keluar.
5. Nusrah Jemaah : Jemaah diberi kebebasan waktu hingga kerja dakwah
bisa disempurnakan (tidak harus 2 atau 3 hari saja). Jemaah gerak di
muhala atau halaqah kita diberi bayan hidayah agar: 1) bekerjasama
dengan orang tempatan untuk praktek 2.5 jam dan 5 amal; 2) hendaklah
jemaah gerak melibatkan seleuruh orang Islam; 3) jemaah tidak pindah
sebelum amal maqami bisa berjalan; 4) ajak karkun tempatan untuk
bekerjasama dengan jemaah.
6. Hadir Malam Markaz : Datang dengan jemaah masjid dengan membawa
tasykilan baru dan makanan buat makan bersama. Usahakan ke markaz
membawa jemaah cash.
7. Kerja sama antar daerah : Propinsi yang kuat membantu propinsi yang
lemah selama dua tahun. Halaqah yang kuat membantu halaqah yang lemah.
Muhallah yang kuat membantu muhallah yang lemah.
8. Masturoh : 1) Istiqomah taklim rumah dan mudzakarah 6 sifat shahabat
dan laki-lakinya hadir dalam taklim tersebut. 2) Setiap tiga bulan
keluar masturoh secara istiqomah.
9. Taklim Rumah : 1) Dibuat mudzakarah 6 sifat. 2) Tasykil masturoh dan
Rijal dari setiap rumah. 3) Petugas taklim dimusyawarahkan sebelumnya.
4) Buku Fadha’il A’mal dan Muntakhab dibaca secara bergantian.
10. Taklim muhallah masturat mingguan : Menghadirkan wanita dari semua
kalangan, buku fadhail amal dan muntakhab dibaca bergantian. Syarat
taklim masturah muhallah : Ada jemaah masjid, ada beberapa wanita
10/15/40/2 bln yang dapat menghandle. Di rumah orang yang telah keluar
dan senang menjadi tuan rumah. Program : Taklim kitabi, Mudzakarah,
Bayan, Tasykil (rijal, masturoh, dan hidup taklim rumah). Mudzakaroh 6
sifat oleh wanita yang telah menikah. Bayan diberikan oleh laki-laki
yang faham kerja masturah.
11. Jur Masturah : Program : Taklim, bayan, tasykil, tafaqud, tanggal
keberangkatan, jaga nishab, amal rumah, doa. Jumlah 30 – 35 pasang.
Dibuat 1 s/d 2 kali dalam satu tahun.
12. Pengeluaran Jemaah : Rumah yang digunakan adalah rumah orang yang
pernah keluar masturah, memenuhi syarat rumah, bukan rumah kosong.
Jangan membebani tuan rumah akan perkhidmatan. Jangan memakai handphone.
13. Usaha pelajar : Hendaknya pelajar dilibatkan dalam usaha maqami.
14. Usaha Ulama : 1 tahun selanjutnya 4 bulan tiap tahun.
15. Negeri Jauh : Indonesia hendaknya mengirim jemaah ke Taiwan dan Laos
secara berkesinambungan dan tidak terputus. Jemaah rijal boleh 4 bulan
atau 40 hari. Jemaah masturah juga boleh.
16. Buat maktab-maktab Al Quran di setiap masjid muhallah.
17. Jika ada perbedaan pendapat dalam tertib hendaknya di kembalikan ke
penanggung jawab daerah lalu ke syura Indonesia lalu ke Masyaikh di
Nizamuddin.
Perhatian :
Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang
berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.
Istilah lain tentang ahli musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”.
Musyawarah adalah merupakan suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati
untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil
keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang
menyangkut urusan agama, bagaimana agama Islam yang sempurna ini wujud
dalam kehidupan setiap muslim.
Ajaran Islam telah menganjurkan musyawarah dan Allah memerintahkan
didalam al-Qur’an. Dengan musyawarah menjadikannya suatu hal terpuji
dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara; dan menjadi
elemen penting dalam kehidupan ummat, ia disebutkan dalam sifat-sifat
dasar orang-orang beriman dimana keIslaman dan keimanan mereka tidak
sempurna kecuali dengannya, ini disebutkan dalam surat khusus, yaitu
surat as syuura, Allah berfirman:
وَ الَّذينَ اسْتَجابُوا لِرَبِّهِمْ وَ أَقامُوا الصَّلاةَ وَ أَمْرُهُمْ شُورى بَيْنَهُمْ وَ مِمَّا رَزَقْناهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya : “(Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki
yang kami berikan kepada mereka.)” (QS. as Syuura: 38)
Oleh karena kedudukan musyawarah sangat agung maka Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh rasulnya melakukannya, Allah berfirman:
…وَ شاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ…
Artinya : “…(Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.)…” (QS. Ali Imran: 159)
Perintah Allah kepada rasulnya untuk bermusyawarah dengan para
sahabatnya setelah tejadinya perang uhud dimana waktu itu Nabi telah
bermusyawarah dengan mereka, beliau mengalah pada pendapat mereka, dan
ternyata hasilnya tidak menggembirakan, dimana ummat Islam menderita
kehilangan tujuh puluh sahabat terbaik, di antaranya adalah Hamzah,
Mush’ab dan Sa’ad bin ar Rabi’. Namun demikian Allah menyuruh rasulnya
untuk tetap bermusyawarah dengan para sahabatnya, karena dalam
musyawarah ada semua kebaikan dan keberkahan, walaupun terkadang
hasilnya tidak menggembirakan.
Musyawarah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan para sahabatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang suka
bermusyawarah dengan para sahabatnya, bahkan beliau adalah orang yang
paling banyak bermusyawarah dengan sahabat. Beliau bermusyawarah dengan
mereka di perang badar, bermusyawarah dengan mereka di perang uhud,
bermusyawarah dengan mereka di perang khandak, beliau mengalah dan
mengambil pendapat para pemuda untuk membiasakan mereka bermusyawarah
dan berani menyampaikan pendapat dengan bebas sebagaimana di perang
uhud. Beliau bermusyawarah dengan para sahabatnya di perang khandak,
beliau pernah berniat hendak melakukan perdamaian dengan suku ghatafan
dengan imbalan sepertiga hasil buah madinah agar mereka tidak berkomplot
dengan Quraisy. Tatkala utusan anshar menolak, belia menerima penolakan
mereka dan mengambil pendapat mereka. Di Hudaibiyah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bermusyawarah dengan ummu Salamah ketika
para sahabatnya tidak mau bertahallul dari ihram, dimana beliau masuk
menemui ummu Salamah, beliau berkata, “manusia telah binasa, aku
menyuruh mereka namun mereka tidak ta’at kepadaku, mereka merasa berat
untuk segera bertahallul dari umrah yang telah mereka persiapkan
sebelumnya,” kemudian ummu Salamah mengusulkan agar beliau bertahallul
dan keluar kepada mereka, dan beliau pun melaksanakan usulannya. Begitu
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertahallul, mereka
langsung segera berebut mengikuti beliau.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah merumuskan musyawarah
dalam masyarakat muslim dengan perkataan dan perbuatan, dan para sahabat
dan tabi’in para pendahulu umat ini mengikuti petunjuk beliau, sehingga
musyawarah sudah menjadi salah satu ciri khas dalam masyarakat muslim
dalam setiap masa dan tempat.
Dalam usaha dakwah dan tabligh dimana telah nampak hasilnya di seluruh
dunia, hal ini karena menjadikan musyawarah sebagai agenda dasar dan
tetap dalam setiap melaksanakan aktifitas kegiatannya. Dikatakan dakwah
tidak akan berhasil kecuali dengan musyawarah. Bahkan dikatakan tidak
ada dakwah kecuali dengan musyawarah, karena dakwah yang dilakukan tanpa
musyawarah berarti melakukan dakwah dengan hawa nafsunya yang tidak
akan sampai kepada tujuan dan bahkan akan menimbulkan perpecahan dalam
dakwah. Karena setiap orang punya pemikiran, pengalaman dan persepsi
yang berbeda-beda, yang tidak akan bisa bersatu kecuali jika
pendapat-pendapat atau pemikiran tersebut disatukan dalam musyawarah.
Dengan musyawarah akan menguatkan tekad dan niat karena Allah, sehingga
akan mendatangkan pertolongan Allah dalam pelaksanaannya dan
mendatangkan keberkahan dalam kehidupan.
Dalam usaha dakwah dan tabligh ada musyawarah harian di tiap mohala,
musyawarah mingguan pada tiap halaqah dan markaz, musyawarah bulanan dan
evaluasi kerja pada tiap halaqah dan markaz, musyawarah bulanan dan dua
bulanan markaz propinsi dan pusat negara (jakarta), musyawarah tahunan
tiap negara di Nizamuddin (India). Semua permasalahan pada tiap mohala
sampai antar negara bisa segera dipecahkan dan segera diselesaikan
dengan musyawarah, berkat pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Mari semua orang berlomba-lomba ambil bagian dalam usaha dakwah dan
tabligh, sebagai tugas tetap kita sampai akhir hayat dan diteruskan oleh
keturunan/anak cucu sampai hari kiamat. Orang yang ambil bagian dalam
usaha dakwah dan tabligh secara istiqamah, maka akan menyenangkan Allah
dan RasulNya, yang dijanjikan oleh Allah dengan syurga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal didalamnya, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan (dari Allah)….. Allaahummahdinaa
wahdinnaasi jamii’aa waj ‘alnaa sababal limanihtadaa….. amin
sumber : http://dalamdakwah.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment