Da’wah itu perlu TERTIB, karena Allah swt dan Rasulullah SAW yang meminta hal itu dengan baik. Tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya, sehingga kita tentunya perlu berusaha mengikuti apa yang dinasehatkan Allah swt dan Rasulullah SAW. Kekhilafan atau kekurangan kita kaum muslimin dalam menjalankan da’wah yang TERTIB ini tidak menjadikan kendur ataupun lemah dalam kerja da’wah dengan baik.
Tetapi sebaliknya kita perlu berusaha untuk saling memperbaiki dalam hal ini, sehingga tentunya dari waktu ke waktu menunjukan hal yang lebih produktif dan harmonis, bukan sebaliknya kontra-produktif dan tidak-harmonis di antara kaum muslimin yang menerjuni lapangan kerja da’wah ini. Tujuan da’wah itu mengajak diri kita dan yang diajak untuk ta’at kepada Allah swt dan Rasulullah SAW.
Allah swt meminta untuk menjalankan da’wah dengan bertemu langsung dengan yang dida’wahinya, kalimat yang lemah-lembut, dan selalu menjaga dzikir kepada Allah swt, meskipun sekalipun kepada musuh.
“Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut. Berkatalah mereka berdua: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.” Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.” (QS Thaahaa (20): 42-47)
Dalam ayat yang lain Allah swt menjelaskan untuk untuk menjalankan da’wah itu dengan berlaku lemah lembut, tidak keras dan berhati kasar, mema’afkan, dan selalu bermusyarawah.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. ” (QS Ali-Imran (3): 159)
Dalam ayat yang lain Allah swt menjelaskan mempunyai jiwa pema’af, berpaling dari orang yang tidak menerima dengan baik, dan berlindung kepada Allah swt dari godaan Syeitan.
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.” (QS Al A’raaf (7) :199-200)
Dalam ayat yang lain Allah swt menjelaskan perlu mempunyai jiwa shabar karena ulah yang dida’wahinya dan menjauhinya dengan cara yang baik.
“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS Al Muzzammil(73): 10)
Di atas merupakan beberapa hal kenapa kita perlu menjalankan da’wah dengan tertib, dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran dari Al-quran dan juga As-Sunnah terhadap da’wah ini. Dan bagi orang yang berpikir tentunya, ayat-ayat tersebut dan juga as-sunnah menjadi pelajaran dan nasehat untuk dapat diaktualkan dalam kehidupan kaum muslimin, tidak hanya dalam bentuk kajian-kajian ataupun mudzakarah semat.
Pelajaran tanpa adanya amal, maka sama dengan pohon yang tidak berbuah. Sehingga tentunya hal ini memerlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan istiqomah, sehingga pelajaran-pelajaran itu menjadi hal yang wujud dan diri kita kaum muslimin tidak hanya dalam bentuk lembaran-lembaran kitab semata.
Para alim ulama, ustadz dan juga penuntut ilmu sangat memahami betul bahwa da’wah itu tidak boleh dilakukan sembarangan atau asal-asalan, tetapi harus dilaksanakan dengan baik dan tertib. Dan hal ini tidak hanya dijelaskan di majelis-majelis saja, tetapi perlu dilatihkan dan diwujudkan dengan baik pula dalam kehidupan kaum muslimin.
Sumber : http://usahadawah.com/kenapa-dawah-itu-perlu-tertib/#more-280
0 comments:
Post a Comment