Karguzari Syaikh Muhammad Aman bin Al-Jamy
Surat syaikh rahimahullah berisi laporan kunjungannya ke Ijtima' Dhaka, Bangladesh (Jan,1979). Pihak Universiti Islam Madinah telah menghantar syaikh rahimahullah yang pada masa itu menjawat jawatan sebagai Dekan Fakulti Hadis dan Pengajian Islam; dan turut bersamanya, Syaikh Abdul Karim Murad daripada Fakulti Syariah. Catatan mengambil sedikit daripada laporan tersebut, kisah seorang pemuda yang turut menghadiri ijtima' serta pandangan ringkas syaikh rahimahullah terhadap jemaah tabligh.
Syaikh rahimahullah dalam suratnya mengatakan;
❝ Saya sebutkan sebuah kisah pendek tentang seorang pemuda dari Riyadh, yang telah hadir di ijtima' Dakka bersama sekumpulan pemuda dari Amerika. Ia telah diselamatkan oleh Allah dari kehidupan jahiliyyah yang telah mengakar di Amerika dengan sebab jamaah ini. Pemuda tersebut menyatakan keinginannya kepada saya untuk melaksanakan Umrah, dengan harapan ibadah ini menghapus keburukan dosa-dosanya dan membersihkan jahiliyyahnya.
Tentu saja, saya mendorongnya untuk melakukan itu, sesudah saya terangkan kepadanya keutamaan taubat, bahkan ia dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya. Dengan perasaan malu yang sangat tampak di wajahnya, ia berkata, "Syaikh Muhammad, saya ingin melaksanakan Umrah, tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan kalau saya sampai di Makkah. Sebab, saya telah lupa semuanya yang saya pelajari di (SMA) dahulu, sebelum saya pergi ke Amerika. Saya telah kehilangan segalanya." Ia mengatakan hal ini dengan penuh keharuan. Saya pun sangat terharu mendengar pengakuannya. Saya katakan kepadanya, "Mari kita sedikit menjauh dari keramaian orang, saya akan menerangkan amalan-amalan Umrah." Ia berkata, "Bolehkah saya merekamnya?" Saya berkata, "Silakan, kalau engkau memiliki tape recorder dan kaset." Kemudian, saya juga diminta untuk menerangkan semuanya dengan ringkas dan saya beri dorongan kepadanya untuk mengunjungi Masjid Nabawy dan Universitas Islam di Madinah Munawwarah untuk mendapat bekal berupa buku-buku dan risalah-risalah yang bermanfaat.
Satu hal yang ingin saya kemukakan secara ringkas dari kisah ini dan kisah sebelumnya, bahwa Jamaah Tabligh mempunyai hasil kerja yang sangat panjang untuk disebutkan, yang tidak dimiliki olej Jamaah da'wah lain, dan di dunia Islam lainnya. Hasil kerja mereka dapat dilihat dengan jelas dan tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun, baik kawan maupun lawan.
Rahsia keberhasilan ini adalah karena jamaah ini menjadikan da'wah ilallah dan usaha perbaikan manusia sebagai tujuan hidupnya. Bagi jamaah ini, hanya memegang da'wah dengan tangan kiri dan hidup dengan menyandang namanya dengan tangan kanan saja belumlah cukup, tetapi, mereka memegang da'wah dengan kedua tangannya. Kemudian, mereka menjauhi ambisi untuk cinta kepada pujian dan sanjungan. Pujian manusia, ejekan bagi mereka sama saja, sehingga hidup ini menjadi sederhana.
Karena masalahnya sangat jelas, dan kesan da'wah mereka juga sangat jelas, isyarat ini saya cukupkan. Dan bagi orang-orang yang beramal, pengaruh amal dan usaha mereka menjadi bukti bagi mereka. Semoga Allah s.w.t memberikan taufiq kepada kita. ❞
Di akhir surat, syaikh rahimahullah menyertakan beberapa usulan, ini termasuklah menyarankan supaya pihak Universiti Islam di Madinah menggalakkan mahasiswa-mahasiwa dan dewan tenaga pengajar menyertai muktamar-muktamar yang diadakan oleh jemaah tabligh.
Biografi syaikh rahimahullah serta pujian-pujian ulama kepadanya seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali dan Syaikh Shalih al-Fauzan, boleh rujuk di laman ini, Para Ulama Ahlul Hadits.
Karguzari Syaikh Ghulam Musthafa Hasan
Syaikh Ghulam Musthafa Hasan merupakan alumni dari Universiti Islam Madinah, Rektor Universiti Al-Muhammadiyah Khusus untuk Wanita dan pengarang buku Jilaaul Adzhan ini. Di bahagian mukaddimah, syaikh menceritakan pengalaman awalnya menyertai jemaah dan menyertakan karguzari yang berikut ini;
❝ Pada tahun 1395H (1975), saya memperolehi kesempatan untuk khuruj fi sabilillah selama 40 hari ke Sudan. Akhirnya, tahulah saya bahwa mereka adalah orang-orang yang hatinya telah dirasuki kesedihan dan kerisauan yang dalam karena melihat keadaan umat Islam pada hari ini. Dalam kerja besar ini, mereka tidak mempunyai kepentingan dan tujuan pribadi. Karena keikhlasan dan kesungguhan mereka dalam berda'wah. Allah s.w.t telah memberikan hidayah kepada banyak hamba-hamba-Nya.
Dalam perjalanan tersebut, di sebuah stasiun kereta api di Syindi, saya melihat seorang pemuda Tunis bersama seorang gadis Amerika. Pada waktu itu, kami sedang dalam perjalanan menuju Port Sudan. Pemuda Tunis tersebut bersama-sama naik kenderaan kami. Maka seorang di antara kami berbicara kepadanya tentang iman sehingga Allah s.w.t telah memberikan karunia hidayah kepadanya. Sekembalinya kami ke Saudi Arabia, pemuda tersebut telah datang untuk melaksanakan Umrah. Ia juga telah hafal beberapa juz Al Qur`an. Rupanya, pemuda tersebut termasuk keturunan As-Sadaat ia mempunyai famili di Madinah Al-Munawwarah.
Setelah tamat dari Fakultas Da'wah dan Ushuluddin di Universitas Islam Madinah Al-Munawwarah, saya menjadi tenaga da`i di Lembaga Riset Ilmiah, Fatwa, Da'wah dan Bimbingan Islam di Mauritius, kemudian di negeri Bahrain dan berkerja di sana selama dua belas tahun. Selama masa tersebut, saya telah mengunjungi banyak negara. Sungguh, saya belum pernah melihat pengaruh jamaah mana pun yang menyamai pengaruh Jamaah Tabligh. Karena takut akan pengaruh jamaah ini, sebagian orang menentangnya dan melemparkan berbagai tuduhan yang berbahaya. Tetapi, karena keikhlasan mereka, Allah s.w.t selalu menolong dan membela mereka melalui bantuan ghaib-Nya. ❞
Semoga Allah s.w.t memberi ganjaran yang besar kepada alim ulama atas pengorbanan mereka dalam usaha da'wah tabligh dan membuka dada-dada para alim ulama lainnya untuk turut mengorbankan tenaga, fikiran dan memberikan kerjasama dalam usaha yang mulia ini demi ad-deen Allah Ta'ala. Aamiiin.
Nota: Buku Jilaaul Adzhan menampilkan surat-surat para ulama yang mukhlis di Kerajaan Saudi Arabia, diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz. Dipaparkan juga penjelasan serta pandangan Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy dan Syaikh Yusuf bin `Isa Al-Malahy. Muat turun pdf Jilaaul Adzhan terjemahan Indonesia di 4shared.
0 comments:
Post a Comment